Total Tayangan Halaman

Minggu, 29 Januari 2012

Kunir Putih, Tanaman Obat Masa Depan

Kunir putih (Curcuma zedoaria) merupakan salah satu jenis tanaman obat yang menjanjikan prospek baik dimasa mendatang. Dengan banyak khasiat yang ditawarkan maka semakin banyak konsumen yang membutuhkannya.

Kunir putih juga dapat meningkatkan efek kemoterapi dan radioterapi untuk membunuh sel kanker.2)

KEGUNAAN :

Anti kanker
Melancarkan menstruasi
Mengatasi nyeri haid
Anti diare
Antioksidan
Anti mikroba
Imunostimulan
Hepatoprotektor
Anti inlamasi 2,3,4,5)

CARA PENGOLAHAN SEBAGAI BAHAN OBAT :

1. Pemakaian oral (diminum)

- 1 sendok tepung kunir putih yang diseduh dengan ½ gelas air panas (100cc) kemudian diendapkan. Minum airnya saja. Ramuan ini diminum 1 kali sehari.1)

- 10 s/d 20 g rimpang kering direbus, kemudian airnya diminum.2)

2. Pemakaian luar

Cuci bersih rimpang induk kunir putih segar, lalu tumbuk sampai halus. Jika menggunakan rimpang kering, tambahkan sedikit air. Tempelkan hasilnya pada bagian tubuh yang memar atau bengkak, lalu balut.5)

Dari hasil penelitian Chan Minyi dalam bukunya Anti Cancer Medical Herbs, Curcuma zedoaria mempunyai efektifitas yang lebih tinggi untuk mengatasi kanker dan tumor.1)

PENELITIAN TERHADAP KUNIR PUTIH :

Dari hasil penelitian Chan Minyi dalam bukunya Anti cancer Medical Herbs, Curcuma zedoaria mempunyai efektifitas yang lebih tinggi untuk mengatasi kanker dan tumor.1)

Hasil penelitian American Institute Cancer Report (New York Time) pada 1 Juni 1999 dan juga oleh pakar Fakultas Farmasi PAU (Pusat Antar Universitas) Bioteknologi, serta PPOT UGM Yogyakarta disebutkan bahwa kunir putih mengandung RIP (Ribosome Inacting Protein), yang berfungsi menonaktifkan perkembangan sel kanker, merontokkan sel kanker tanpa merusak jaringan sekitarnya, serta memblokir pertumbuhan sel kanker. Kandungan antioksidan dalam kunir putih berfungsi mencegah terjadinya kerusakan gen, sementara kurkumin berfungsi sebagai anti inflamasi.1)

Latifah E dari Departemen Farmasi ITB pada tahun 2002 telah melakukan pengujian aktivitas ekstrak rimpang kunir putih terhadap mencit normal dan mencit yang ditekan sistem imunnya dengan siklofosfamid. Hasil uji pada mencit normal, kunir putih dapat meningkatkan indeks fagositik dan jumlah leukosit secara bermakna. Hasil uji pada mencit yang ditekan sistem imunnya, kunir putih mampu memperbaiki sistem imun yang ditunjukkan dengan meningkatnya aktivitas lisozim eksudat peritoneal, jumlah leukosit total dan anti bodi primer dan sekunder secara bermakna.3)

Dewanti, Fakultas Farmasi UGM Yogyakarta pada tahun 2000 melakukan penelitian pengaruh pemberian perasaan rimpang kunir putih terhadap regenerasi sel hati tikus, hasilnya kunir putih berefek hepatoprotektor dan mempercepat regenerasi sel hepar tikus yang terangsang karbon tetraklorida (CCl4).4)

Rewrite By : A. Amalia Dahlia, S.Farm

LITERATUR :

Cheppy Syukur, Drs, 2003, Temu putih Tanaman Obat Anti Kanker, Penebar Swadaya.
Wijayakusuma Hembing,Prof,2006, Atasi Kanker Dengan Tanaman Obat, Puspa Swara,Jakarta, Hal.60-61
Anonim,2007, Serial Tanaman Obat TEMUPUTIH, Badan Pengawas Obat dan Makanan, Deputi Bidang Pengawasan Obat Tradisional, Kosmetik dan Produk Komplemen, Direktorat Obat Asli Indonesia.
Anonim,2007, Acuan Sediaan Herbal, Volume Ketiga, Edisi Pertama, Badan Pengawas Obat dan Makanan RI, hal. 64-68.
http://id.wikipedia.org/wiki/kunirputih.

Jus Manggis Xamthone

Jus manggis XAMthone plus merupakan sebuah produk minuman kesehatan yang terbuat asli dari bahan alami berkualitas yaitu keseluruhan kulit manggis, apel, rosella, anggur dan madu murni sebagai bahan pengawet. Dengan beberapa bahan tersebut maka terbentuklah obat herbal multikhasiat XAMthone plus yang aman, halal dan berkhasiat.

Untuk itu kami dengan bangga mempersembahkan XAMthone plus jus manggis isi 350 ML , dimana merupakan sebuah merek yang mencerminkan dedikasi kami kepada masyarakat dunia. Kami terus mengembangkan inovasi untuk mencapai kesempurnaan dan kesinambungan dalam menghasilkan produk-produk yang berkualitas tinggi dan XAMthone plus adalah salah satu buktinya. XAMthone plus memadukan kombinasi terbaik antara ekstrak kulit buah manggis dan ilmu pengetahuan serta tehnologi modern.

Komposisi Jus Manggis Xamthone

Konsentrasi jus buah : keseluruhan bagian buah manggis ( garcinia mangostana)
Bunga roselle
Apel
Anggur
Bahan pengawet di gunakan madu murni sehingga terbebas dari bahan kimia
Diproduksi oleh : PT Inti Kiat Alam
Isi : 350 ml – 11.84 fl.oz
DepKes RI POM TR 083691231
Terdaftar di MUI No: 00120051100709

Komponen Buah Manggis :

Besi, Serat, Kalsium, Vitamin C, Kalium, Vitamin B2, Protein, Katecin/tannin, Fosforus, Natrium, Vitamin B1, Niasin. Berdasarkan penelitian Buah Manggis mempunyai bahan aktif biologi yang sangat kaya dengan ANTIOKSIDAN yang tinggi dengan aktivitas yang sangat kuat, selain vitamin, poly-saccharides, stilbenes. Disamping itu buah manggis ini unik karena mempunyai tambahan bioaktif yang hebat yaitu XAMthone plus.

Proses produksi XAMthone plus

XAMthone plus di produksi dengan melibatkan para ahli di bidang bioteknologi, buah-buahan tropis dan nutrisi. Dengan menggunakan teknologi modern setiap unsur XAMthone plusdikreasi guna memenuhi harapan untuk mencapai tingkat kesehatan yang baik bagi setiap orang yang mengkonsumsinya.

XAMthone plus di ramu berdasarkan standar kualitas yang telah di tentukan , terjamin kemurnian bahan bakunya dengan kualitas terbaik , melalui serangakaian proses mutahir yang menjamin output produk XAMthoneplus yang memenuhi standar mutu baku dari permintaan pasar domestik maupun internasional dalam menyongsong era pasar bebas dewasa ini.

Semua bahan baku yang di gunakan dalam XAMthone plus telah melewati proses verivikasi yang ketat, akurat dan sistematis serta proses pengujian berulang kali. XAMthoneplus selalu mengedepankan kualitas nomor wahid dalam memproduksi dan berpegang teguh pada etika serta tata cara produksi yang telah di tetapkan oleh para ahliXAMthoneplus. Semua hanya satu tujuan kami yaitu ingin memberikan karya nyata dalam bidang kesehatan bagi masyarakat yang mendambakan hidup lebih sehat, dan lebih bahagia bersama XAMthone plus.

XAMthone plus terbukti secara uji klinis dan menurut para ahli dapat menyembuhkan :

Diabetes
Glukoma
HIV
Infeksi Saluran Kemih
kanker hati
kanker Kelenjar getah Bening
Kanker Payudara
Kanker Prostat
kanker usus
Liver empedu
Luka Diabetes
Penyakit jantung
Radang Paru-paru
Stroke

Sabtu, 28 Januari 2012

SUPERVISI KELAS SEBAGAI KONTROL DAN SAHABAT GURU MENGAJAR

Guru adalah ujung tombak pelaksanaan pendidikan di sekolah. Seorang guru yang baik harus senantiasa harus selalu mennyiapkan dan mencari upaya agar siswanya berkembang secara optimal. Seperti layaknya sebuah perusahaan yang bonafid, sekolah sudah seharusnya mempunyai alat untuk mengontrol pelaksanaan pembelajaran di dalam kelas. Alat kontrol yang sering digunakan dan sudah ada sejak dulu adalah supervisi.

Zaman dahulu supervisi cenderung dimaknai sebagai kegiatan mengawasi proses belajar mengajar untuk menemukan kelemahan-kelemahan. Tak ayal lagi, supervisi kelas bagi guru dirasakan sebagai hantu yang paling menakutkan. Di zaman sekarang dalam rangka meningkatkan kualitas proses belajar mengajar supervisi kelas seyogyanya sudah harus dilakukan secara egaliter.

Prosedur pelaksanaan supervisi kelas dapat dilaksanakan dalam beberapa tahap:

1. Tahap persiapan: menyiapkan instrumen dan jadwal kunjungan kelas.
2. Tahap pelaksanaan: observasi kelas.
3. Tahap pelaporan: identifikasi hasil kunjungan kelas, dan analisis hasil supervisi.
4. Tahap tindak lanjut: diskusi mencari solusi bersama, sosialisasi hasil kunjungan kelas, dan komunikasi khusus dengan guru.

Upaya pokok yang harus diperhatikan adalah memahami dan memecahkan masalah belajar mengajardan membantu guru menyelesaikan masalah tersebut.

Langkah-langkah konkret yang bisa ditempuh adalah:

1. Membuat kesepakatan kapan akan dilakukan supervisi kelas dengan guru yang bersangkutan.
2. Mendiskusikan materi pelajaran apa yang akan diajarkan pada saat supervisi kelas.
3. Membantu membuat persiapan mengajar dengan membaerikan masukan-masukan.
4. Meyakinkan guru bahwa kedatangan supervisor bukan akan menilai atau mengawasi namun untuk membarikan bantun teknis.
5. Membuat kesepakatan untuk membagi peran antara supervisor dengan guru.

Untuk lebih memantapkan program supervisi agar melakukan hal-hal berikut:

1. Datang lebih pagi sebelum guru masuk kelas untuk melakukan kontrak ulang tentang: langkah-langkah pembelajaran, peran masing-masing, dan organisasi waktu.
2. Masuk ke dalam kelas bersama-sama dengan guru yang bersangkutan,cagar tidak mengganggu konsentrasi dan tidak menimbulkan rasa takut.
3. Meminta guru yang bersangkutan untuk menyampaikan bahwa supervisor datang di kelas tersebut akan membantu dalam proses pembelajaran sehingga tidak menimbulkan rasa penasaran bagi siswa.
4. Supervisor ikut berperan dalam proses pembelajaran tersebut dan tidak lupa membuat catatan-catatan kecil tentang kelebihan-kelebihan maupun hal-hal yang terjadi selama proses pembelajaran yang memerlukan perbaikan.
5. Supervisor tidak sekali-kali mengambil alih peran guru.

Setelah supervisi kelas supervisor melakukan:

1. Diskusi dengan guru atas dasar saling menghargai.
2. Refleksi diri misalnya melalui pertanyaan: Bagaimana perasaan Bapak/Ibu selama proses pembelajaran tadi? Apakah masih ada kekurangan yang Bapak/Ibu lakukan selama proses pembelajaran tadi, di bagian mana saja?
3. Menanyakan peningkatan aspek apa yang ingin dilakukan guru tersebut?
4. Memberikan saran atau arahan.
5. Merencanakan tindak lanjut, misalnya: Apa yang perlu Bapak/Ibu lakukan selanjutnya agar pembelajaran yang akan dilakukan besok lebih baik?

Kini supervisi kelas lebi diterima oleh guru dan siswa sebagai hal yang justru dinantikan. Guru merasakan supervisi kelas sebagai sebuah kebutuhan bagi pengembangan profesionalismenya. Guru dan siswa merasa nyaman dalam peroses pembelajaran.

25 KESALAHAN FATAL PENDIDIKAN SAAT INI

Banyak hal baik eksternal maupun internal yang mempengaruhi dan menentukan kemajuan pendidikan kita. Berikut adalah 25 kesalahan fatal yang harus kita renungkan:

1. Tidak melibatkan wahyu dalam basis filosofisnya (Jauh dari nilai Ketuhanan), hanya mengandalkan otak dan nilai progmatisnya.
2. Terjadi Kesalahan fatal dalam memandang manusia. Manusia hanya dipandang sebagai “robot”. Kurang perhatian terhadap unsur ruhaniyahnya.
3. Memandang rendah profesi guru di banding yang lainnya, dan menjadikan profesi guru sebagai kerja sambilan daripada tidak bekerja. Padahal profesi guru adalah profesi yang paling mulia.
4. Menyimpang dari hakikat pendidikan yaitu pembentukan keyakinan dan akhlaq. Sementara pendidika saat ini hanya menekankan dan berlebihan dalam membentuk otak kiri (berlebihan dalam kognitif saja).
5. Terdistorsi menjadi pengajaran klasikal, padahal hakikat pengajaran adalah face to face, jika ada seratus orang yang akan diajar maka minimal ada seratus desain watak orang.
6. Sibuk berurusan dengan kulit dan meninggalkan isi.
7. Tidak melihat pndidikan sendiri sewbagai tumpuan perubahan, sebaliknya cenderung mengharapkan perubahan dari bidang lain. Padahal pendidikan bukan segalanya, namun segalanya berawal dari pendidikan.
8. Hanya senang bergumul dengan soal-soal jangka pendek, kurang telaten mengurusi agenda jangka panjang.
9. Sering berpikir linier, kurang memahami pola spectrum dalam berpikir.
10. Senang membuat kehebatan fisik, kurang pandai membangun kehebatan pengelol fisik (SDM).
11. Sangat pandai melihat kesalahan orang lain, kurang suka melakukan introspeksi.
12. Senang membuat dan menawarkan program revolusioner, namun tidak pandai membangun infrastruktur revolusi.
13. Sangat pandai membongkar, agak bodoh dalam bongkar pasang.
14. Sangat gegabah merumuskan program strategis dan kurang sabar pada hakikat perjuangan yaitu waktu yang panjang dan jalan yang terjal.
15. Hanya gagap gempita di wilayah teknis, sangat sunyi pada wilayah strategis
16. Senang memberikan ikan, lupa memberikan kail dan penggunaanya pada anak didik.
17. Suka melakukan pengajaran, kurang pandai melakukan pendidikan.
18. Sukses memberikan rapor dan ijazah (angka dan label), kurang (bahkan tidak sukses) memberikan ilmu.
19. Sering menjadikan anak didik sebagai objek saja, jarang memperlakukannya sebagai subjek.
20. Menjadikan guru sebagai satu-satunya sumber belajar dan sumber kebenaran, bukan sebagai penyampai kebenaran dan salah satu sumber kebenaran.
21. Senang bermimpi masa depan, kurang pandai membangun bekal saat ini.
22. Gemar membuat organisasi pendidikan kurang mampu membuat jaringan kader.
23. Sangat suka membuat program kurang mampu mempertelakan agenda di dataran praktis.
24. Senang bernostalgia dengan sejarah kejayaan masa silam, lupa menyerap dan mengambil pelajaran darinya.
25. Bertumpu dan bergantung pada kekuatan makhluk, bukan pada kekuatan Allah SWT.

Dikutip dari: f41da.wordpress.com

~ Menyiasati Anak Sulit Belajar ~

Ini sebuah kisah seorang ibu yang binggung mengatasi anaknya. Menurut penuturannya, konon anaknya sangat malas belajar. Karena itu dia meminta pertolongan kepada seorang psikolog untuk membantu mencarikan jalan keluarnya. Kepada sang psikolog si ibu bercerita begini:

Seperti kata pepatah, kasih ibu sepanjang jalan, begitu pula kasih sayang Farida (30 tahun) pada anaknya. Tetapi tampaknya tidak demikian dengan kasih anak tunggal yang berumur 6 tahun kepada sang ibu. Masalahnya berawal dari semangat belajar anak tersebut yang cukup buruk. Ia susah sekali disuruh belajar, sehingga setiap sore sepulang kerja Farida selalu memarahinya agar ia mau belajar. Akibatnya, setiap kali belajar, anak itu menangis dan bilang, “Mama galak!”
Yang membuat Farida bertarnbah bingung, suasana rumah yang penuh ketegangan tersebut akhirnya merembet ke hubungan antara Farida dan suami. Tak dapat dielakkan, hubungan kami kini tidak harmonis. Bagaimana Farida bisa mengatasi persoalan ini?
Sang psikolog pun menjawab begini: Ada beberapa hal yang perlu Anda ketahui mengenai karakteristik anak usia 6 tahun. Ia masih tergolong dalam usia pra sekolah atau usia bermain. Melalui bermain anak bisa memperoleh kesenangan dan mempelajari bermacam-macam hal, sehingga sangat dianjurkan untuk mengisi kegiatan bermain mereka secara terarah. Yaitu yang melibatkan aktivitas fisik seperti berlari, berguling, melompat, memanjat, meniti dan juga kegiatan bermain yang lebih banyak melibatkan aktivitas mental, di mana anak perlu menggunakan akal/pikiran, kreativitas dan imajinasinya.
Rentang perhatian anak biasanya masih pendek, dia tidak tahan duduk lebih dari 30 menit. Kalau anak Anda sulit duduk diam, maka bisa dicari alternatif dengan memberi tugas yang dapat diselesaikan dalam waktu yang lebih singkat. Kalau ia terlalu aktif, perlu dikonsultasikan ke psikolog dan neurolog untuk diamati apakah ada gangguan organis.
Dalam proses berpikir, untuk memahami sesuatu, anak perlu diberi penjelasan secara kongkret. Sesuatu yang bisa dia lihat sendiri secara nyata, bukan hanya dengan membayangkan. Hal-hal yang bisa dia alami/rasakan sendiri akan lebih mudah dimengerti dan dipahami, ketimbang penjelasan-penjelasan yang abstrak sifatnya. Misalnya, bila Anda mengajarkan penjumlahan, sebaiknya Anda gunakaii alat bantu seperti batang lidi atau kelereng.
Anak senang bermain khayal, pura-pura menjadi jagoan, guru, ibu dan tokoh-tokoh lainnya. Dalam bermain khayal, anak perlu menggunakan daya ingat tentang apa yang pernah dia lihat atau alami sehari-hari, anak juga perlu menggunakan imajinasinya. Karena itu, melatih daya ingat anak. Dengan menyuruhnya menceritakan kembali hal-hal yang pernah ia alami, dengar atau lihat sangaliah besar manfaatnya. Bacakan cerita anak-anak dengan gambar yang besar dan berwarna serta menarik, dengan tulisan yang dicetak besar-besar serta kalimatnya singkat tentu merupakan kegiatan yang menarik.
Anak juga perlu terampil dalam menggunakan tangannya untuk melakukan gerakan-gerakan yang halus dan lebih terkendali sebagai persiapan menulis. Untuk melatihnya bisa diberi kegiatan mewarnai gambar, menyusun balok, menggambar apa saja seperti rumah, orang atau lainnya, karena dengan demikian ia belajar mengoordinasi mata dan tangannya.
Selain itu semua, anak perlu juga menguasai bahasa ibu dan jangan diberi bahasa lain kalau ia belum mampu. Anak perlu mengerti makna kata-kata, dan memaliami pembicaraan orang lain. Bagaimana dia bisa membaca dengan lancar dalam arti mengerti bahan bacaan kalau dia belum memahami makna dari kata dan perbendaharaan katanya terbatas? Anak perlu dilatih berbicara dalam kalimat yang jelas, susunan kalimat teratur sehingga memudahkannya untuk mengemukakan pendapat pada orang lain.
Kalau keterampilan dasar tersebut sudah dikuasai, maka anak akan lebih siap mengikuti pendidikan di sekolah dasar. Jadi, Anda dapat melatih anak giat belajar melalui kegiatan bermain sambil belajar, tidak melulu pada kegiatan menulis, membaca, berhitung, dikte yang sifatnya lebih akademis. Menghitung, misalnya, bisa dilakukan dengan menyuruh anak menebak mana yang lebih banyak dan lebih sedikit, berapa banyak kue yang dia dapat, berapa sisa kue yang ada setelah dikurangi jumlahnya. Membaca bisa dirangsang dengan membaca label tertentu, membaca nama orang tuanya, saudaranya dan namanya sendiri.
Ada data yang kurang mengenai anak Anda, yaitu bagaimana kemampuannya untuk mengingat atau memahami apa yang diberikan, apakah daya tangkapnya cepat atau lambat. Keadaan ini bisa memengaruhi minat belajar Anak.
Setelah Anda sukses mengantarkan buah hati pada ketekunan belajarnya, setelah remaja, lanjutkan dia dengan berpikir freatif
Kreatif hanyalah sebuah kata pendek dan sederhana, namun berkat pemikiran kreatif, kesuksesan besar, semisal kemajuan teknologi, industri dan bidang lain bisa terwujud. Tidak berlebihan jika dikatakan, berpikir kreatif merupakan kunci keberhasilan.
Lalu, bagaimana cara untuk bisa berpikir kreatif? Berikut ini cara yang bisa dicoba.

1. Berpikir, Semua Bisa Dilakukan
Yakinlah bahwa sesuatu yang akan kerjakan anak Anda akan mampu diselesaikanbya. Artinya, harus optimis. Buang ungkapan bernada pesimis. Misalnya, katakan pada sang anak “Saya mungkin tidak bisa mengerjakan”. Ganti dengan ungkapan penuh optimisme. Contoh, “Saya pasti bisa mengerjakannya”, “Bagi saya tidak ada kata menyerah”.
Pernyataan optimis melatih anak berani masuk ke persoalan. Pola pikir pun berkembang, karena dipaksa memeras otak untuk mewujudkan tekad itu.

2. Hilangkan Pikiran Konservatif
Pola berpikir bonservatif ditandai dengan kekhawatiran untuk menerima perubahan, meski perubahan itu menguntungkan. Karena ingin mempertahankan gaya bonservatif, perubahan ditanggapi secara dingin, bahkan dipersepsikan sebagai ancaman. Karena merasa nyaman atau diuntungkan dengan cara konservatif, ketika dituntut untuk mengubah pola pikir, sang anak takut akan mengalami berugian.
Hendaknya disadari, cara berpikir konservatif memasung pemikiran kreatif karena pikiran dihekukan oleh sesuatu yang statis. Padahal dalam berpikir kreatif unsur statis semestinya dihilangkan. Mulailah berpikir dinamis, dengan terus mengolah pemikiran untuk menemukan pola pikir elektif.
Ada tiga cara mengurangi atau menghilangkan pola berpikir bonservatif. Pertama, terbuka terhadap masukan. Masukan adalah bahan mentah sangat herharga. Lalu, kita dan anak kita hendaknya mengolahnya menjadi “barang jadi” lewat pemikiran kreatif. Jadi, jangan takut dengan ide, usulan, bahkan kritik. Karena semua itu merangsang kita berpikir kreatif.
Kedua, mencoba pekerjaan atau hal di luar bidang kita dan anak kita. Untuk “memperkaya” diri, pola pikir juga perlu menghadapi sesuatu yang berbeda dari biasanya.
Ketiga, harus proaktif. Anak kita dituntut “menjemput bola” dalam menghadapi sesuatu, dan bukan “menunggu bola”. Bertindak proaktif berarti membuat diri bebas memilih tindakan, tentu berdasarkan perhitungan matang. Ini bisa terjadi kalau kita mempunyai kreativitas berpikir.

3. Tingkatkan Kuantitas dan Kualitas
Jangan cepat puas. Semakin cepat puas berarti menutup diri terhadap pekerjaan lain yang dapat memperbaya perkembangan pemikiran. Kesanggupan menerima pekerjaan lain, berarti anak kita membuka diri pada tantangan baru. Untuk itu sang anak dituntut berpikir cerdas dan efektif.
Dua hal perlu dilakukan. Pertama, tambah kuantitas pekerjaan anak. Artinya, tidak perlu mengeluh bila di luar besibukan, sang anak masih menanggung hal lain yang perlu diselesaikan. Keterbukaan untuk menerima tambahan pekerjaan membuat sang anak melatih diri. Apakah dalam situasi tertekan, ia masih mampu berpikir? Yang berpikir kreatiflah yang mampu membangkitkan daya pikirnya. Kedua, perbaiki kualitas hasil kerja. Ini mengandung makna, sekecil apa pun pekerjaan, anak kita tidak boleh mengabaikan kualitas hasilnya. Karena dari kualitas pekerjaan itu tercermin mutu pemikiran sang anak. Artinya, balau pekerjaannya berkualitas, itu menunjukkan mutu daya pikir anak yang semakin bagus. Semakin berkualitas hasil pekerjaannya, semakin berkualitas pula pola berpikirnya.

4. Perbanyak kebiasaan bertanya
Bertanya merupakan indikator bahwa pikiran anak masih “jalan” dan selalu dinamis. Dengan bertanya, berarti mencoba menguji daya kritis. Kebiasaan bertanya jangan dipahami bahwa kita “tidak mengerti”. Tetapi harus dipahami sebagai munculnya dinamika pikiran.
Bertanya merupakan sarana melatih pengembaraan daya kreativitas. Dengan bertanya, pemikiran kita bertemu dengan pemikiran orang lain yang mengandung hal-hal baru, sehingga cakrawala berpikir kita semakin luas. Juga membuat kita tidak terpaku pada pemikiran diri sendiri. Sebaliknya, kita mencoha meyakinkan apakah pemikiran kita sejalan dengan pemikiran orang lain? Hal ini membuat anak semakin kreatif karena berusaha terbuka terhadap pemikiran dari luar.

5. Jadi Pendengar yang Baik
Menjadi pendengar yang baik berarti sanggup mendengarkan setiap informasi dari luar. Dengan demikian kita mempunyai “kekayaan”, banyak kesempatan untuk berpikir mengenai yang didengarnya.
Apabila ingin menanggapi yang didengar, sudah tersedia banyak konsep pikiran untuk digunakan. Menjadi pendengar yang baik berarti mengerti betul setiap informasi yang masuk ke alam pemikiran. Kita dan anak kita dituntut untuk herpikir kreatif, sehingga sanggup merespons sesuatu yang dikehendaki oleh dunia luar.

Sukses Ilmu Pengetahuan di Jepang
Salah satu kunci sukses ilmu pengetahuan di Jepang, di antaranya mereka menyukai belajar secara berkelompok. Belajar merupakan kegiatan sosial yang berlanjut terus seumur hidup dan berusaha memperoleh pengetahuan yang dibina secara berkelompok. Di setiap organisasi dan kelompok sosial yang penting, semua rakyat mempunyai kepentingan bersama. Mulai dari pemerintah nasional sampai perusahaan swasta, dari kota sampai ke pelosok desa, para pemimpin yang bertanggungjawab mengkhawatirkan masa depan organisasinya.
Pada saat Peter Drucker, Daniel Bell serta yang lain menyambut kedatangan masyarakat sesudah periode industri, di mana pengetahuan menggantikan modal sebagai sumber daya masyarakat yang paling utama, konsep baru ini menjadi kegemaran besar di kalangan pemimpin di Jepang. Kalangan pemimpin ini semata-mata hanya menandaskan formula paling baru dari yang telah menjadi kebijaksanaan konvesional Jepang, yakni memandang usaha menguasai pengetahuan menjadi perihal yang sangat penting.
Sebagai contoh, kalau dua orang berkumpul, salah seorang memberikan informasi dan yang mendengarkan jadi pelajar. Setiap orang diharapkan menjadi pelajar pada sebagian waktunya. Seorang pelajar yang baik akan dikagumi walau bcrapa pun usianya. Seorang pelajar yang baik memperlihatkan kerendahan hati, kesabaran dan ketekunan.
Dalam tata-tata kelompok, bila seorang murid berpikir bahwa sang guru kurang menarik, dia boleh mengantuk, tidur secara diam-diam. Bilamana dia berpendapat bahwa sang guru kurang cakap, dia sembunyikan pendapatnya. Dia tidak boleh melawan kebijaksanaan sang guru. Bila si murid mengajukan pertanyaan, dia memilih satu pertanyaan yang akan memungkinkan sang guru memperlihatkan kecakapannya. Sang pelajar terikat dalam peranannya sebagai pelajar dan berusaha untuk belajar sedapat-dapatnya. Belajar merupakan kegiatan sosial yang berlanjut terus seumur hidup.
Setelah dia dipekerjakan, lulusan sekolah siap untuk menerima latihan spesialisasinya dan dia tetap terbuka untuk menerima pendidikan umum yang lebih luas. Di tempat kerjanya karyawan baru pertama-tama harus menjalani latihan tertentu untuk jangka waktu lama dengan kedudukan rendah. Sepanjang karirnya di kemudian hari seringkali harus turut serta dalam berbagai grup belajar. Seorang karyawan dianjurkan melakukan studi yang berhubungan dengan pekerjaan-nya, walaupun tidak terdapat kelompok belajar.
Di luar pekerjaan, sang karyawan mencari kesempatan untuk belajar sesuatu yang mungkin bcrguna bagi pekerjaannya. Te-tapi dia pun berusaha untuk belajar hal-hal yang tidak mempunyai hubungan langsung dengan pekerjaannya, karena hal itu mungkin akan berguna untuk jangka panjang.
Bila seorang pengunjung asing datang ke Jepang, kebanyakan.orang Jepang berpikir secara naluriah. “Dapat belajar apakah saya dari padanya?” Dan tiga juta orang Jepang yang tiap tahun bepergian ke luar negeri bagaikan mencari sekelumit petunjuk untuk lahirnya gagasan baru yang mungkin bisa mereka terapkan di negaranya sendiri. Surat kabar, televisi, majalah berkala juga diharapkan untuk memberikan pengetahuan umum dalam jumlah yang banyak.
Herbert Passin, ketua Departemen Sosiologi Universitas Columbia, mengatakan bahwa apabila dia ingin menyatakan pikiran-pikiran baru untuk diketahui umum di Jepang, dia dan kaum cendekiawan Jepang dapat menunjukkan banyak penerbit di mana pikiran mereka akan segera dicetak.
Televisi pendidikan diberi dana yang berlimpah, sebagian besar acaranya dicurahkan untuk kursus-kursus pendidikan dasar, bukannya untuk hiburan elit. Kursus dalam lima bahasa asing, bahasa Inggris (dalam berbagai tingkat, dari Sesame Street sampai ke acara-acara untuk orang dewasa), bahasa Jerman, bahasa Cina, bahasa Prancis, dan bahasa Rusia dapat ditemukan dalam acara mingguan tetap di jaringan pendidikan nasional. Para pemirsa televisi pendidikan mengharapkan peta-peta, grafik serta gambar-gambar. Meskipun pelajaran dasar teruus dilanjutkan di mana-mana dan terhadap semua umur, pengumpulan informasi menjadi terpusat dan mempunyai kehebatan mirip kampanye khusus bila sebuah organisasi mengakui sebuah persoalan sebagai sesuatu yang sangat penting.
Selama beberapa tahun, suatu persoalan tertentu menjadi dominan, seperti merencanakan sebuah jalan kereta api atau mempromosikan modal yang banyak mengandung risiko atau meninjau kembali sistem pajak daerah. Hampir setiap anggota organisasi menangani aspeknya, menyelidiki segi-segi baru serta mencari dan menyampaikan informasi-informasi yang baru.

Ilustrasi Pendidikan Dasar
Proses untuk menguasai ketrampilan pada skala nasional yang dapat dilukiskan di sini ialah pendekatan Jepang pada bidang olahraga dengan mengambil standar terhadap olahraga Barat terkemuka yang mereka harapkan akan dapat dikuasainya. Olahraga utama yang dipilih adalah baseball yang mulai diperkenalkan pada tahun 1873, lima tahun sesudah Restorasi Meiji dan dipopulerkan pada peralihan abad mi.
Orang Jepang mengirimkan pengamat-pengamat untuk mempelajari regu-regu Amerika yang terkuat dan menjalani latihan di bawah pengawasan mereka. Bukan suatu kebetulan, bahwa pemain baseball Amerika yang paling disanjung-sanjung sebelum Perang Dunia II, yakni Babe Ruth, mendapatkan sambutan yang semarak di Jepang dan tetap menjadi salah seorang pahlawan Jepang yang besar. Sesudah Perang Dunia II orang Jepang cepat-cepat mengundang untuk pertunjukan yang lengkap ke negaranya. Secara berangsur masing-masing regu Jepang berusaha untuk mengambil satu atau dua orang pemain Amerika.
Untuk jelasnya, beberapa dari para pemain Amerika itu telah habis masa jayanya, tetapi itu bukan menjadi masalah bagi mereka. Permainan mereka sendiri mungkin hanya sedikit membantu permainan regu dalam waktu yang pendek, tetapi mereka dapat membantu melatih anggota-anggota lainnya, memberikan teknik permainan yang akan membuat regu-regu Jepang menjadi kuat di masa-masa mendatang.
Apapun bentuk olahraganya, pendekatan dasar belajar adalah sama dan tetap sama. Sebagai contoh lain, orang mencatat bahwa bowling yang dipelajari dari Amerika, menjadi begitu populer pada tahun 1960-an, sehingga untuk beberapa waktu dua tempat permainan bowling yang terbesar di dunia terdapat di Tokyo dan lebih banyak orang Jepang yang bermain bowling dibandingkan dengan orang Amerika.
Orang Jepang belajar senam dari Uni Sovyet, Hockey dari Kanada, tenis dari Australia dan Amerika, sepakbola dan rugby dari Inggris, sky dari Australia, basket dari Amerika Serikat dan tenis meja dari Cina. Pendatang baru dalam kelengkapan jenis olah raga Jepang adalah football Amerika. Negara mana pun tidak dapat menyamai Jepang dalam usaha mempelajari olahraga ini. Jepang hanya menjadi tuan rumah regu-regu football profesional Amerika yang datang ke Jepang untuk saling bertanding, tak lain karena belum ada regu Jepang yang sudah mencapai tingkat kemampuan bertanding dengan regu Amerika.
Sementara olahraga baru ditambahkan pada perbendaharaan Jepang, maka olahraga tradisional pun tidak pula diabaikan. Sumo, judo, karate, serta aikido tetap populer, meskipun kadang-kadang terjadi gelombang mode. Ketika mode baru berkecamuk dan usaha untuk menguasai olahraga baru mencapai titik puncaknya, olahraga yang lama tetap dapat mempertahankan kedudukannya dalam cakrawala olahraga yang semakin meluas.
Merupakan kekecewaan yang besar bagi orang-orang Jepang bahwa regu-regu atletik mereka belum mendapatkan prestasi yang luar biasa, seperti halnya perusahaan-perusahaan mereka dalam persaingan ekonomi internasional. Terus-menerus mereka melakukan kritik terhadap diri sendiri serta menganalisa sebab-musabab kegagalannya.
Mereka tidak membuat alasan dengan bentuk tubuh mereka yang kecil. Mereka juga tidak berhenti dalam usaha untuk memperbaiki diri sendiri, meskipun mereka telah mencapai taraf persaingan internasional dalam semua cabang olahraga dan tidak jauh ketinggalan di belakang Uni Sovyet, Amerika Serikat, Jerman Barat dan Jerman Timur. Para ahli olahraga asing yang mengamati orang-orang Jepang meramalkan adanya kemajuan yang berkesinambungan dalam menguasai olah raga Barat.
Unsur-unsur yang sama terdapat di bidang olah raga, yaitu kepemimpihan grup, studi yang berorientasi pada grup, jangkauan jangka panjang, rendah hati dan didorong ambisi yang tinggi. Hal ini juga terdapat pada kasus-kasus belajar yang lain, apakah itu diatur oleh pemerintah, perusahaan-perusahaan swasta ataupun oleh kelompok sosial setempat.

dikutip dari: PP Al-Furqon

~~Kata Kerja Operasional untuk Indikator dalam Silabus – RPP~~

Knowledge Ability to recall previously learned material.
Kemampuan mengingat kembali materi pelajaran yang pernah dipelajari sebelumnya.
Kata Oprasional:
• Define (mendefiniskan….)
• Identify (mengidentifikasi…..)
• List (menyusun daftar…..)
• Name (menyebut nama…..)
• Recall (mengulang, mengingat….)
• Recognize (memperhatikan…..)
• Record (mengulang sebagaimana aslinya….)
• Relate (menghubungkan……)
• Repeat (mengulang…..)
• Underline (menggaris bawahi…..)
Comprehension Ability to grasp meaning, explain, restate ideas.
Kemampuan memahami makna, menerangkan, menyatakan kembali suatu gagasan.
Kata operasional
• Choose (memilih….)
• Cite examples of ( menentukan contoh…)
• Demonstrate use of (mendemonstrasikan penggunaan…..)
• Describe (menggambarkan…)
• Determine (menentukan…)
• Differentiate between (membedakan…)
• Discuss (mediskusikan….)
• Explain (menerangkan…)
• Express (mengekspresikan….)
• Give in own words (menyatakan dengan kata-kata sendiri….)
• Identify (mengidentifikasikan….)
• Interpret (menginterpretasikan….)
• Locate (menentukan lokasi….)
• Pick (mematikan batas…..)
• Report (melaporkan….)
• Review (memperhatikan ulang…..)
• Select (menseleksi….)
• Tell (menceritakan….)
• Translate (menerjemahkan…)
• Respond (merespon….)
• Simulates (mensimulasikan….)
Application Ability to use learned material in new situations.
Keterampilan menggunakan materi yang dipelajari dalam keadaan yang berbeda.
• Apply (menerapkan…..)
• Demonstrate (mendemonstrasikan penerapan…..)
• Dramatize (madramatisasi….)
• Employ (mengerjakan…)
• Generalize (menggenaralisasikan…)
• Illustrate (menyusun ilustrasi…)
• Interpret ( menginterpretasikan….)
• Operate (mengoperasikan….)
• Practice (mempraktekan…)
• Relate (mengubungkan…)
• Schedule (menjadwalkan…)
• Use (menggunakan….)
• Utilize (mempergunakan alat….)
• Initiate (menginisiasi…)
Analysis Ability to separate material into component parts and show relationships between parts.
(Kemampuan menguraikan materi dalam berbagai komponen atau bagian yang satu sama lain masih dalam satu kesatuan)
• Analyze (menganalisis……)
• Appraise (menilai…)
• Calculate ( memperhitungkan….)
• Categorize (mengkategorikan…)
• Compare (membandingkan….)
• Conclude (menyimpulkan ….)
• Contrast (mengkontraskan…menjadi lebih…)
• Correlate (menghubungkan….)
• Criticize (mengkritisi….)
• Deduce (menarik kesimpulan…)
• Debate (melihat kelemahan/keunggulan…)
• Detect (mendeteksi….)
• Determine (menentukan….)
• Develop (mengembangkan ….)
• Diagram (mendiagramkan…..)
• Differentiate (menentukan ciri pembeda…..)
• Draw conclusions (menggambarkan kesimpulan….)
• Estimate (memperkirakan….)
• Evaluate (mengevaluasi…..)
• Examine (menguji………)
• Experiment (bereksperimen mengenai…)
• Identify (mengenali …)
• Infer (menyimpulkan….)
• Inspect (memeriksa…)
• Inventory (menemukan….)
• Predict (memperkirakan…..)
• Question (mempertanyakan….)
• Relate (menghubungkan….)
• Solve (memecahkan ….)
• Test (menguji….)
• Diagnose (mendiagonis…..)
Synthesis Ability to put together the separate ideas to form new whole, establish new relationships.
(Kemampuan untuk meletakan banyak ide yang tersebar ke dalam satu kesatuan baru, mengembangkan model hubungan yang baru satu sama lain)
• Arrange (menyusun….)
• Assemble (menerapkan komponen…)
• Collect (menghimpun…)
• Compose (mengarang….)
• Construct (membangun….)
• Create (meperbaharui…)
• Design (mendisain….)
• Develop (menghasilkan….)
• Formulate (memformulasikan….)
• Manage (mengelola…)
• Modify (memodifikasi…)
• Organize (mengorganisasikan….)
• Plan (merencanakan…)
• Prepare (menyiapkan…)
• Produce (membuat….)
• Propose (mengusulkan…)
• Predict (merumuskan prediksi mengenai…)
• Reconstruct (menyusun ulang…)
• Set-up (menyediakan….)
• Synthesize (mensitesiskan….)
• Systematize (mensistematiskan…)
• Devise (merencanakan kegiatan…)
Evaluation Ability to judge the worth of material against stated criteria
(kemampuan menimbang nilai sesuatu diukur dengan kriteria atau persyaratan)
• Appraise (menilai…)
• Assess (menaksir…)
• Choose (memilih…)
• Compare (membandingkan….)
• Critique (mengkritisi…)
• Estimate (memperkirakan…)
• Evaluate (mengevaluasi….)
• Judge (menetapkan keputusan…..memutuskan….)
• Measure (mengukur….)
• Rate (menilai…)
• Revise (merevisi….)
• Score (memberi nilai…)
• Select (menyeleksi…)
• Validate (memvalidasi…)
• Value (menentukan harga….)
• Test (menguji….)
• Ask (mempertanyakan….)

Jumat, 13 Januari 2012

~~ IMPLIKASI PEMBELAJARAN TEMATIK DI SD~~

Dalam implementasi pembelajaran tematik di sekolah dasar mempunyai berbagai implikasi yang mencakup:

A. Implikasi bagi guru

Pembelajaran tematik memerlukan guru yang kreatif baik dalam menyiapkan kegiatan/pengalaman belajar bagi anak, juga dalam memilih kompetensi dari berbagai mata pelajaran dan mengaturnya agar pembelajaran menjadi lebih bermakna, menarik, menyenangkan dan utuh.

B. Implikasi bagi siswa

1. Siswa harus siap mengikuti kegiatan pembelajaran yang dalam pelaksanaannya dimungkinkan untuk bekerja baik secara individual, pasangan, kelompok kecil ataupun klasikal.
2. Siswa harus siap mengikuti kegiatan pembelajaran yang bervariasi secara aktif misalnya melakukan diskusi kelompok, mengadakan penelitian sederhana, dan pemecahan masalah

C. Implikasi terhadap sarana, prasarana, sumber belajar dan media

1. Pembelajaran tematik pada hakekatnya menekankan pada siswa baik secara individual maupun kelompok untuk aktif mencari, menggali dan menemukan konsep serta prinsip-prinsip secara holistik dan otentik. Oleh karena itu, dalam pelaksanaannya memerlukan berbagai sarana dan prasarana belajar.
2. Pembelajaran ini perlu memanfaatkan berbagai sumber belajar baik yang sifatnya didisain secara khusus untuk keperluan pelaksanaan pembelajaran (by design), maupun sumber belajar yang tersedia di lingkungan yang dapat dimanfaatkan (by utilization).
3. Pembelajaran ini juga perlu mengoptimalkan penggunaan media pembelajaran yang bervariasi sehingga akan membantu siswa dalam memahami konsep-konsep yang abstrak.
4. Penerapan pembelajaran tematik di sekolah dasar masih dapat menggunakan buku ajar yang sudah ada saat ini untuk masing-masing mata pelajaran dan dimungkinkan pula untuk menggunakan buku suplemen khusus yang memuat bahan ajar yang terintegrasi

D. Implikasi terhadap Pengaturan ruangan

Dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran tematik perlu melakukan pengaturan ruang agar suasana belajar menyenangkan. Pengaturan ruang tersebut meliputi:
• Ruang perlu ditata disesuaikan dengan tema yang sedang dilaksanakan.
• Susunan bangku peserta didik dapat berubah-ubah disesuaikan dengan keperluan pembelajaran yang sedang berlangsung
• Peserta didik tidak selalu duduk di kursi tetapi dapat duduk di tikar/karpet
• Kegiatan hendaknya bervariasi dan dapat dilaksanakan baik di dalam kelas maupun di luar kelas
• Dinding kelas dapat dimanfaatkan untuk memajang hasil karya peserta didik dan dimanfaatkan sebagai sumber belajar
• Alat, sarana dan sumber belajar hendaknya dikelola sehingga memudahkan peserta didik untuk menggunakan dan menyimpannya kembali.

E. Implikasi terhadap Pemilihan metode

Sesuai dengan karakteristik pembelajaran tematik, maka dalam pembelajaran yang dilakukan perlu disiapkan berbagai variasi kegiatan dengan menggunakan multi metode. Misalnya percobaan, bermain peran, tanya jawab, demonstrasi, bercakap-cakap.

~~Membuat Agar Belajar Lebih Efektif~~

Bagaimana trik agar belajar efektif? Baiklah kita akan mencoba mengupas 10 trik agar bisa sukses dalam belajar. Seperti dikutip dari kompas.com, kebanyakan pelajar justru meraih kesuksesan dengan mengembangkan dan mengaplikasikan kebiasaan belajar yang efektif. Berikut ini 10 trik untuk membuat belajar Anda lebih efektif.

1. Pastikan tidak ada gangguan selama belajar
Carilah tempat belajar yang aman dari gangguan. Ketika Anda terganggu saat belajar maka itu akan membuyarkan konsentrasi dan kegiatan belajar menjadi tidak efektif.

2. Manfaatkan kelompok belajar dengan efektif
Pernah mendengar pepatah, "Dua kepala lebih baik daripada satu kepala?". Pepatah ini bisa jadi benar untuk diterapkan dalam kegiatan belajar. Belajar secara kelompok akan membawa sejumlah keuntungan, diantaranya, mendapatkan bantuan dari pelajar lainnya saat Anda berjuang untuk memahami sebuah konsep, menyelesaikan tugas dengan lebih cepat, dan berbagi pengetahuan dengan pelajar lain yang akan membantu mereka dan diri Anda sendiri untuk menginternalisasi persoalan. Tetapi, kelompok belajar akan menjadi tidak efektif ketika tidak terstruktur dan anggota grup minim persiapan.

3. Review catatan, tugas, dan materi lainnya setiap akhir pekan
Pelajar yang sukses biasanya selalu mereview apa yang telah mereka pelajari selama seminggu di setiap akhir pekan. Cara ini akan membuat mereka mempersiapkan diri lebih baik untuk melanjutkan pembelajaran konsep-konsep baru pada pekan berikutnya.

4. Selalu review catatan Anda sebelum mulai mengerjakan tugas
Hal yang pasti, sebelum Anda dapat mereview catatan yang dimiliki, maka Anda harus memiliki catatan tersebut. Pastikan bahwa Anda selalu membuat catatan yang baik selama di kelas. Sebelum memulai setiap sesi belajar dan mengerjakan tugas utama yang harus diselesaikan, pastikan Anda tahu bagaimana mengerjakannya dengan benar.

5. Jangan mencoba untuk memaksakan belajar dalam satu sesi
Biasanya, para pelajar yang sukses selalu meluangkan waktu belajarnya lebih pendek dan jarang memaksakan mempelajari seluruhnya dalam satu atau dua sesi. Kuncinya, belajarlah dengan konsisten dan lakukan secara reguler meskipun dalam waktu singkat.

6. Rencanakan saat Anda akan belajar
Jika ingin sukses dalam belajar, susunlah jadwal dengan waktu yang spesifik selama sepekan. Dan cobalah untuk tegas dengan jadwal yang telah Anda buat. Mereka yang belajar secara sporadis, biasanya tidak berperforma sebaik pelajar yang telah mengatur waktu belajarnya dengan disiplin.

7. Belajarlah pada waktu yang sama
Tidak hanya apakah penting untuk merencanakan jadwal kapan harus belajar, tetapi, Anda juga belajar untuk konsisten dengan rutinitas belajar harian. Ketika Anda belajar pada waktu yang sama setiap hari dan setiap minggu, maka hal itu akan menjadi bagian yang rutin dalam kehidupan Anda. Secara mental dan emosional, Anda akan lebih mempersiapkan diri saat sesi belajar tiba dan tentunya lebih produktif.


8. Setiap kegiatan belajar harus memiliki tujuan yang spesifik
Menganggap sederhana belajar tanpa arahan yang jelas tidak akan efektif. Anda perlu tahu dengan jelas apa yang Anda butuhkan dalam setiap kesempatan belajar. Sebelum mulai belajar, aturlah tujuan dari belajar yang Anda lakukan. Hal ini akan mendukung tujuan akademik secara keseluruhan.


9. Mulailah dengan pelajaran yang paling sulit
Tugas atau pelajaran yang paling sulit akan membutuhkan usaha, mental, dan energi yang paling besar. Anda sebaiknya memulai dengan hal ini. Sekali Anda bisa menyelesaikan tugas yang paling berat ini, akan lebih mudah untuk menyelesaikan sisanya. Percaya atau tidak, memulai dengan pekerjaan yang paling sulit akan membawa peningkatan yang sangat besar bagi keefektifan sesi belajar dan performa akademis Anda.

10. Jangan pernah menunda belajar
Adalah hal yang sangat mudah umum untuk membatalkan sesi belajar yang telah Anda rencanakan karena tidak tertarik dengan bidang studi, atau Anda memiliki hal lain yang harus dilakukan, atau karena tugas yang diberikan sangat sulit untuk dikerjakan.

Pelajar yang berhasil tidak pernah menunda waktunya untuk belajar. Jika Anda melakukannya, kegiatan belajar Anda menjadi tidak efektif dan Anda tidak akan mendapatkan apa yang dibutuhkan. Penundaan juga akan menimbulkan kekacauan dan menjadi penyebab nomor satu dari kegagalan.

Yakinlah, saat menerapkan trik-trik ini dalam belajar akan membawa perubahan dan peningkatan yang signifikan dalam catatan akademis dan keberhasilan studi Anda. Kuncinya, jangan putus asa!


Sumber: Kompas.com