Total Tayangan Halaman

Selasa, 29 Maret 2011

~~KANGEN.........

 

masih saja ku merindu mu..
meski langit dan bumi tak merestu..
meski hati dan logika tak menyatu..
masih saja ku merindu mu..

ahhh..
lelah hati ku terus bertarung bersama logika..
mengapa tak pernah kutemukan jawaban
siapa yang mestinya ku ikuti??

Logika yang tak pernah mengizinkan rindu menghinggapi pikiran ku..
Ataukah..
Sang hati yang selalu meminta ku mengikuti kata-katanya ??

Lagi…lagi. ..
Aku bingung!
Sedang kau masih disana
Terdiam dan tak mau tahu segala gelisah ku..

Saffa' | Inspiration

~~KUMPULAN PUISI~~

Selasa, 22 Maret 2011

~~Contoh proposal Penelitian Matematika~~

~~Nyanyian Hati~~

Media Pembelajaran Matematika :)

1. Media pembelajaran matematika berfungsi untuk membantu sajian materi, meningkatkan motivasi belajar, memudahkan pemahaman, dan mengkonkritkan konsep.

a. Jelaskan pengertian media pembelajaran matematika dan persyaratannya

b. Mengapa dalam pembelajaran matematika perlu digunakan media?

c. Jelaskan makna keempat fungsi penggunaan media di atas dan berikan contohnya

d. Bagaimana jika media yang digunakan hanya sebagian fungsi yang muncul?

e. Bagaimana merancang dan membuat media pembelajaran matematika agar keempat fungsi tersebut di atas muncul?

Jawab :

a. Pengertian Media

Kata media berasal dari bahasa latin yaitu dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan (Sadiman, 2002: 6) .

Istilah media mula-mula dikenal dengan alat peraga, kemudian dikenal dengan istilah audio visual aids (alat bantu pandang/dengar). Selanjutnya disebut instructional materials (materi pembelajaran), dan kini istilah yang lazim digunakan dalam dunia pendidikan nasional adalah instructional media (media pendidikan atau media pembelajaran). Dalam perkembangannya, sekarang muncul istilah e-Learning. Huruf “e” merupakan singkatan dari “elektronik”. Artinya media pembelajaran berupa alat elektronik, meliputi CD Multimedia Interaktif sebagai bahan ajar offline dan Web sebagai bahan ajar online.

Berikut ini beberapa pendapat para ahli komunikasi atau ahli bahasa tentang pengertian media yaitu

1) Orang, material, atau kejadian yang dapat menciptakan kondisi sehingga memungkinkan siswa dapat memperoleh pengetahuan, keterapilan, dan sikap yang baru, dalam pengertian meliputi buku, guru, dan lingkungan sekolah (Gerlach dan Ely dalam Ibrahim, 1982:3)

2) Saluran komunikasi yang digunakan untuk menyampaikan pesan antara sumber (pemberi pesan) dengan penerima pesan (Blake dan Horalsen dalam Latuheru, 1988:11)

3) Komponen strategi penyampaian yang dapat dimuati pesan yang akan disampaikan kepada pembelajar bisa berupa alat, bahan, dan orang (Degeng, 1989:142)

4) Media sebagai segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dan pengirim pesan kepada penerima pesan, sehingga dapat merangsang pildran, perasaan, perhatian, dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa, sehingga proses belajar mengajar berlangsung dengan efektif dan efesien sesuai dengan yang diharapkan (Sadiman, dkk., 2002:6)

5) Alat yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi materi, yang terdiri antara lain buku, tape-recorder, kaset, video kamera, video recorder, film, slide, foto, gambar, grafik, televisi, dan komputer (Gagne dan Briggs dalam Arsyad, 2002:4)

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa media pengajaran adalah bahan, alat, maupun metode/teknik yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar dengan maksud agar proses interaksi komunikasi edukatif antara guru dan anak didik dapat berlangsung secara efektif dan efesien sesuai dengan tujuan pengajaran yang telah dicita-citakan.

Pernilihan media hendaknya memperhatikan syarat-syarat :

(a) sesuai dengan tujuan pembelajaran yang akan dicapai,

(b) ketersediaan bahan media,

(c) biaya pengadaan, dan

(d) kualitas atau mutu teknik.

Menurut Rumampuk (1988:19) bahwa prinsip-prinsip pemilihan media adalah (1) harus diketahui dengan jelas media itu dipilih untuk tujuan apa, (2) pemilihan media harus secara objektif, bukan semata-mata didasarkan atas kesenangan guru atau sekedar sebagai selingan atau hiburan. pemilihan media itu benar-benar didasarkan atas pertimbangan untuk meningkatkan efektivitas belajar siswa, (3) tidak ada satu pun media dipakai untuk mencapai semua tujuan. Setiap media memiliki kelebihan dan kelemahan. Untuk menggunakan media dalam kegiatan belajar mengajar hendaknya dipilih secara tepat dengan melihat kelebihan media untuk mencapai tujuan pengajaran tertentu, (4) pemilihan media hendaknya disesuaikan dengan metode mengajar dan materi pengajaran, mengingat media merupakan bagian yang integral dalam proses belajar mengajar, (5) untuk dapat memilih media dengan tepat, guru hendaknya mengenal ciri-ciri dan masing-masing media, dan (6) pemilihan media hendaknya disesuaikan dengan kondisi fisik lingkungan.

Sedangkan Ibrahim (1991:24) menyatakan beberapa pedoman yang dapat digunakan untuk memilih media pembelajaran, antara lain (1) sebelum memilih media pembelajaran, guru harus menyadari bahwa tidak ada satupun media yang paling baik untuk mencapai semua tujuan. masing-masing media mempunyai kelebihan dan kelemahan. penggunaan berbagai macam media pembelaiaran yang disusun secara serasi dalam proses belajar mengajar akan mengefektifkan pencapaian tujuan pembelajaran, (2) pemilihan media hendaknya dilakukan secara objektif, artinya benar-benar digunakan dengan dasar pertimbangan efektivitas belajar siswa, bukan karena kesenangan guru atau sekedar sebagai selingan, (3) pernilihan media hendaknya memperhatikan syarat-syarat

Menurut E. T. Ruseffendi beberapa persyaratan media pembelajaran matematika, diantaranya adalah :

1) tahan lama (dibuat dari bahan-bahan yang cukup kuat),

2) bentuk dan warnanya menarik,

3) sederhana dan mudah dikelola (tidak rumit),

4) ukurannya sesuai (seimbang) dengan ukuran fisik anak,

5) dapat menyajikan konsep matematika, baik dalam bentuk real, gambar atau diagram,

6) sesuai dengan konsep pada matematika,

7) dapat memperjelas konsep matematika dan bukan sebaliknya (mempersulit pemahaman matematika),

8) peragaan itu agar menjadi dasar bagi tumbuhnya konsep berpikir abstrak bagi siswa,

9) bila kita mengharapkan agar siswa itu aktif (sendiri atau berkelompok) alat peraga itu dapat dimanipulasikan, yaitu dapat diraba, dipegang, dipindahkan, dimainkan, dipasangkan, dicopot (diambil dari sussunannya), dan

10) bila mungkin alat peraga tersebut dapat berfaedah banyak.

Jadi dapat disimpulkan bahwa prinsip-prinsip pemilihan media pembelajaran adalah (1) media yang dipilih harus sesuai dengan tujuan dan materi pelajaran, metode mengajar yang digunakan serta karakteristik siswa yang belajar (tingkat pengetahuan siswa, bahasa siswa, dan jumlah siswa yang belajar), (2) untuk dapat memilih media dengan tepat, guru harus mengenal ciri-ciri dan tiap tiap media pembelajaran, (3) pemilihan media pembelajaran harus berorientasi pada siswa yang belajar, artinya pemilihan media untuk meningkatkan efektivitas belajar siswa, (4) pemilihan media harus mempertimbangkan biaya pengadaan, ketersediaan bahan media, mutu media, dan lingkungan fisik tempat siswa belajar.

b. Mengapa perlu menggunakan media

Penggunaan media pengajaran sangat diperlukan dalam kaitannya dengan peningkatan mutu pendidikan khususnya dalam pembelajaran membaca puisi. Menurut Achsin (1986:17-18) menyatakan bahwa tujuan penggunaan media pengajaran adalah (1) agar proses belajar mengajar yang sedang berlangsung dapat berjalan dengan tepat guna dan berdaya guna, (2) untuk mempermudah bagi guru/pendidik daiam menyampaikan informasi materi kepada anak didik, (3) untuk mempermudah bagi anak didik dalam menyerap atau menerima serta memahami materi yang telah disampaikan oleh guru/pendidik, (4) untuk dapat mendorong keinginan anak didik untuk mengetahui lebih banyak dan mendalam tentang materi atau pesan yang disampaikan oleh guru/pendidik, (5) untuk menghindarkan salah pengertian atau salah paham antara anak didik yang satu dengan yang lain terhadap materi atau pesan yang disampaikan oleh guru/pendidik. Sedangkan Sudjana, dkk. (2002:2) menyatakan tentang tujuan pemanfaatan media adalah (1) pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menimbulkan motivasi, (2) bahan pelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami, (3) metode mengajar akan lebih bervariasi, dan (4) siswa akan lebih banyak melakukan kegiatan belajar. Jadi dapat disimpulkan bahwa tujuan penggunaan media adalah (1) efektivitas dan efisiensi dalam kegiatan belajar mengajar, (2) meningkatkan motivasi belajar siswa, (3) variasi metode pembelajaran, dan (4) peningkatan aktivasi siswa dalam kegiatan belajar mengajar.

c. Makna empat fungsi media

a) Berfungsi untuk membantu sajian materi

Dengan media pembelajaran matematika pengajaran dapat menarik dan memperbesar perhatian anak didik terhadap materi pengajaran yang disajikan dan materi matematika yang menjadi prasyarat yang menunjang materi lainnya akan mengendap, melekat dan dipahami siswa sehingga ketika memasuki materi pokok materi prasyarat tidak perlu diulang untuk diajarkan. Misalnya : materi persamaan, jika menggunakan alat peraga mereka akan lebih antusias dalam belajar, yang mengakibatkan pemahaman siswa akan melekat, sehingga ketika memasuki materi pertidaksamaan materi tentang persamaan tidak usah diajarkan kembali hanya diriview saja.

b) Berfungsi untuk meningkatkan motivasi belajar

Media pembelajaran matematika dapat mendorong keinginan siswa untuk mengetahui lebih banyak dan mendalam tentang materi atau pesan yang disampaikan oleh guru/pendidik, sehingga memotivasi siswa dan partisipasi siswa dominan. Contoh : dengan menggunakan media flash sajian materi lebih menarik serta antusias siswa dalam belajar meningkat, rasa kantuk pun akan terkalahkan, karena gambar, suara dan video akan lebih menarik untuk mereka.

c) Berfungsi untuk memudahkan pemahaman

Artinya dengan alat pembelajaran matematika siswa diharuskan berpartisipasi lebih aktif, mereka tidak hanya melihat, mendengar, dan memperhatikan saja, tetapi mereka juga harus melakukan/latihan, sehingga pembelajaran minds on dan hands on bisa tercapai, konsep dibangun oleh siswa sendiri. Contohnya : dalam metode eliminasi, apabila disajikan dalam alat peraga maka tiap langkah yang harus dilakukan tidak dihapal oleh siswa tetapi dipahami, mereka membangun konsep sendiri dan mereka tahu alasan melakukan tiap langkah tersebut.

d) Berfungsi untuk mengkonkritkan konsep

Dengan alat pembelajaran matematika, materi matematika yang abstrak disajikan kedalam pendekatan yang lebih konkret, ada visualisasinya, serta manfaat dalam mempelajari materi tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Contoh : dalam satuan matematika, misalnya 1000 cm3 = 1 liter, kita gunakan pendekatan dengan menghitung volume kubus yang rusuknya 10 cm, setelah diperoleh volumenya, kemudian kita masukan air kedalam kubus dengan rusuk 10cm tersebut, air yang tertampung akan sebanyak 1 liter, jadi 1 liter = 1000cm3.

d. Jika media yang digunakan hanya sebagian fungsi yang muncul maka telah terjadi kesalahan perencanaan yang diakibatkan karna ada beberapa syarat yang tidak dipenuhi, karna persyaratan media dan fungsi media sangat berkaitan erat satu sama lainnya. dan jika hanya sebagian fungsi yang muncul ini artinya siswa tidak akan merasakan makna dan faedah dari adanya penggunaan media pembelajaran.

e. Cara merancang dan membuat media pembelajaran matematika agar keempat fungsi muncul

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan alat peraga, yaitu :

Tujuan (objektif) : tujuan yang akan dicapai sangat mempengaruhi kriteria pemilihan alat peraga yang tepat, sehingga harus jelas apa tujuan yang harus dicapai.

Materi pembelajaran : setiap materi memiliki silabus, SK dan KD yang berbeda-beda sehingga akan mempengaruhi pembuatan alat peraga, serta harus memperhatikan materi prasyarat yang mendukung materi tersebut, dan perlu diingat tidak semua materi ada alat peraganya.

Strategi belajar mengajar : alat peraga yang dipilih harus disesuaikan dengan metoda pembelajaran yang akan digunakan.

Kondisi : kondisi yang harus diperhatikan yaitu ruangan/kelas, banyaknya siswa, posisi tempat duduk siswa, sehingga ada penggunaan media klasikal ada pula yang setiap siswa menggunakan satu alat peraga, jangan sampai penggunaan media malah menghambat pembelajaran.

Siswa : alat peraga yang digunakan sebaiknya menarik perhatian siswa, sesuai dengan kesenangan siswa pada umumnya, penggunaan alat peraga dilakukan jika siswa itu memerlukannya untuk memahami sesuatu, bila siswa tersebut tidak memerlukan alat peraga maka penggunaan alat peraga akan percuma.

2. Media pembelajaran yang telah Anda buat adalah media manual dan Microsoft Power Point / Macro Media Flash. Ketiga jenis media tersebut mempunyai karakteristik masing-masing

a. Sebutkan karakteristik dari masing-masing jenis media tersebut ditinjau dari fungsinya

b. Sebutkan ketiga media yang telah anda buat, bagaimana proses pembuatannya dan penggunaannya

c. Pada waktu ditampilkan dalam kelas, apakah media yang anda buat telah memenuhi keempat fungsi media tersebut, jika ada kekurangan bagaimana perbaikannya dan jika ada kelebihan sebutkan

Jawab :

a. Karakteristik dari masing-masing media ditinjau dari fungsinya

v Karakteristik media manual

- penyampaian pesan lewat simbul-simbul visual

- melibatkan rangsangan indera penglihatan

- bersifat kongkret, dapat mengatasi batasan ruang dan waktu

- dapat memperjelas suatu masalah dalam bidang masalah apa saja dan pada tingkat usia berapa saja

- merupakan ringkasan visual suatu proses,

- mengandung pesan yang bersifat interpretatif.

v Karakteristik media elektronik (microsoft power point/macro media flash)

Beberapa hal yang menjadikan media ini menarik untuk digunakan sebagai alat presentasi adalah berbagai kemampuan pengolahan teks, wana, dan gambar, serta animasi-animasi yang bisa diolah sendiri sesuai kreatifitas penggunanya.

Pada prinsipnya program ini terdiri dari beberapa unsur rupa, dan pengontolan operasionalnya. Unsur rupa yang dimaksud, terdiri dari slide, teks, gambar dan bidang-bidang warna yang dapat dikombinasikan dengan latar belakang yang telah tersedia. Unsur rupa tersebut dapat kita buat tanpa gerak, atau dibuat dengan gerakan tertentu sesuai keinginan kita. Seluruh tampilan dari program ini dapat kita atur sesuai keperluan, apakah akan berjalan sendiri sesuai timing yang kita inginkan, atau berjalan secara manual, yaitu dengan mengklik tombol mouse. Biasanya jika digunakan untuk penyampaian bahan ajar yang mementingkan terjadinya interaksi antara peserta didik dengan tenaga pendidik, maka kontrol operasinya menggunakan cara manual.

Beberapa kelebihan menggunakan Power Point sebagai media antara lain :
a. Penyajiannya menarik karena ada permainan warna, huruf dan animasi, baik animasi teks maupun animasi gambar atau foto.
b. Lebih merangsang peserta didik untuk mengetahui lebih jauh informasi tentang bahan ajar yang tersaji.
c. Pesan informasi secara visual mudah dipahami peserta didik.
d. Tenaga pendidik tidak perlu banyak menerangkan bahan ajar yang sedang disajikan.
e. Dapat diperbanyak sesuai kebutuhan, dan dapat dipakai secara berulang-uang
f. Dapat disimpan dalam bentuk data optik atau magnetik. (CD / Disket / Flashdisk), sehingga praktis untuk di bawa kemana-mana.

b. Media yang dibuat

Ø Media Elektronik (Microsoft Power Point) dengan materi Program Linear

Cara pembuatannya:

1. Mempelajari dan merangkum materi Program Linear

2. Tandai poin-poin utama dan penting yang akan dimasukkan dalam microsoft power point

3. Pilih slaid untuk membuat judul

4. Buat slide untuk mencantumkan SK, KD, Manfaat serta Peta Konsep

5. Tuliskan materi Program Linear dimulai dari ilustrasi terlebih dahulu mengenai aplikasi Program Linear sehari-hari, kemudian ke contoh sederhana yang diakhiri dengan kesimpulan mengenai konsep yang dibahas dalam Program Linear. Kemudian tuliskan mengenai langkah-langkah dalam menentukan daerah himpunan penyelesaian dari suatu pertidaksamaan. Isi dari masing-masing slide tidak berupa dalam kalimat panjang namun dalam bentuk simbol matematika, gambar/ ilustrasi, dan kata-kata kuncinya saja.

6. Agar media lebih menarik, maka dapat dipakai huruf-huruf berwarna (disesuaikan kontras/ tidaknya), gambar yang mendukung, animasi yang sesuai, dan background yang tidak terlalu mencolok

7. Slide-slide yang sudah dibuat di-save

Cara penggunaan :

1. Komputer dinyalakan, buka file Microsoft Power Point mengenai Program Linear yang sudah dibuat, kemudian tampilkan di depan kelas dengan bantuan LCD

2. Pilih menu slide show atau f5

Ø Media Manual Kelompok

Ø Media Manual Individu

Cara pembuatan :

1. Potonglah triplek dengan ukuran 90 cm x 95 cm

2. Potonglah seng dengan ukuran 60 cm x 80 cm

3. Tempelkan seng di ujung kiri tripek dengan menggunakan lem fox

4. Tempelkan banner yang sudah bergambar desain diagram cartesius di atas seluruh triplek dengan menggunakan lem fox

5. Potonglah tabung kayu (diameter 9 mm) dengan panjang 55 cm lalu lapisi dengan spotlight merah.

6. Buatlah 2 segitiga kecil dari duplek sebagai ujung panah, lapisi dengan spotlight merah. Tempelkan masing-masing segitiga ini di kedua ujung tabung kayu.

7. Tempelkan magnet di dua ujung tabung kayu menggunakan lem fox

8. Buatlah huruf-huruf seperti (x1,y1), (x2, y2), (x1’,y1’), (x2’, y2’), (0, b) dan m di atas spotlight merah, gunting lalu tempelkan di 6 duplek kotak bersesuaian yang sudah dilapisi spotlight kuning.

9. Tempelkan magnet di belakang masing-masing duplek yang sudah ditempel huruf-huruf

10. Potong kayu dengan diamter 6 mm untuk dudukan tripel agar tidak jatuh, dengan tinggi kayu tersebut ¾ dari triplek. Cat dudukan tersebut dengan warna biru

11. Pasang dudukan tersebut di belakang triplek dengan menggunakan engsel, mur dan baut

12. Buatlah balok tanpa tutup (dengan ukuran ) dari duplek sebagai tempat menyimpan barang-barang peraga. Lapisi balok itu dengan spotlight kuning

grafik gradien 2.jpg

Cara penggunaan :

1. Untuk menjelaskan mengenai persamaan garis lurus, gunakan garis lurus yang sudah dibuat dari tabung lingkaran. Tempelkan secara sembarang di diagram cartesius (memotong sumbu x dan sumbu y) kemudian jelaskan mengenai konsep persamaan garis lurus y = mx+c

2. Gunakan garis lurus yang sudah dibuat dari tabung lingkaran. Tempelkan melewati tepat di titik O (0,0) di diagram cartesius kemudian jelaskan mengenai konsep persamaan garis lurus y = mx

3. Untuk menjelaskan mengenai konsep gradien, tempelkan garis lurus yang sudah dibuat dari tabung kayu, kemudian jelaskan bahwa gradien adalah perubahan tegak dibagi dengan perubahan mendatar

3. Media pembelajaran matematika yang paling sering digunakan oleh guru Matematika masa kini adalah Lembar Kerja/ Kegiatan Siswa (LKS)

a. Menurut Anda mengapa LKS yang sering digunakan?

b. Bagaimana kalau LKS yang dibuat guru ternyata hanya berisi soal latihan, bukan bahan belajar siswa beraktifitas untuk mengkonstruksi pemahaman materi sajian

c. Buatlah LKS untuk pembelajaran nilai sinus sudut istimewa di keempat kuadran

Jawab :

1. Alasan mengapa LKS sering digunakan

Lembar Kerja Siswa (LKS) merupakan salah satu jenis alat bantu pembelajaran, bahkan ada yang menggolongkan dalam jenis alat peraga pembelajaran matematika. Lembar kerja siswa berupa lembaran kertas yang berupa informasi maupun soal-soal (pertanyaan-pertanyaan) yang harus dijawab oleh peserta didik. LKS ini sangat baik digunakan untuk menggalakkan keterlibatan peserta didik dalam belajar baik dipergunakan dalam penerapan metode terbimbing maupun untuk memberikan latihan pengembangan. LKS merupakan stimulus atau bimbingan guru dalam pembelajaran yang akan disajikan secara tertulis sehingga dalam penulisannya perlu memperhatikan kriteria media grafis sebagai media visual untuk menarik perhatian peserta didik.

Tujuan Penggunaan LKS :

1. Memberi pengetahuan, sikap dan keterampilan yang perlu dimiliki oleh peserta didik.

2. Mengecek tingkat pemahaman peserta didik terhadap materi yang telah disajikan.

3. Mengembangkan dan menerapkan materi pelajaran yang sulit disampaikan secara lisan.

Manfaat Penggunaan LKS

1. Mengaktifkan peserta didik dalam proses pembelajaran.

2. Membantu peserta didik dalam mengembangkan konsep.

3. Melatih peserta didik dalam menemukan dan mengembangkan keterampilan

proses.

4. Sebagai pedoman guru dan peserta didik dalam melaksanakan proses pembelajaran.

5. Membantu peserta didik memperoleh catatan tentang materi yang dipelajari

melalui kegiatan belajar.

6. Membantu peserta didik untuk menambah informasi tentang konsep yang dipelajari melalui kegiatan belajar secara sistematis. (Suyitno, 1997:40).

2. Bagaimana kalau LKS yang dibuat guru ternyata hanya berisi soal latihan, bukan bahan belajar siswa

Sebagian besar buku LKS hanya menyajikan rangkuman materi yang berupa poin-poin penting saja, bukan suatu bacaan yang lengkap. Dengan model ini, siswa diibaratkan hanya dijejali dengan fakta dan informasi saja, tanpa diberi kesempatan untuk mengevaluasi dan menyimpulkan sendiri materi pelajaran tersebut. Model rangkuman seperti ini mungkin saja baik bagi siswa yang sudah terlebih dulu membaca materi pelajaran yang ada di dalam buku teks. Akan tetapi, masalahnya adalah bahwa banyak sekolah - terutama sekolah negeri - yang menjadikan LKS ini sebagai satu-satunya buku pelajaran. Dengan demikian, melalui bacaan yang berupa rangkuman materi tersebut dalam LKS tersebut, kesempatan siswa untuk membaca kritis tidak tersedia. Bacaan-bacaan seperti itu hanya mengajarkan kepada siswa untuk menghafalkan fakta-fakta yang ada tanpa memberikan kesempatan untuk memikirkannya lebih jauh. Kondisi ini mirip dengan apa yang dituliskan oleh Raths dkk pada tahun 1967 yang menyatakan bahwa “…memorizati on, drill, homework, and the quiet classroom were rewarded, while “…inquiry, reflection and the consideration of alternatives were frowned upon” (Carr, 1990). Kemudian bagaimana dengan model soal pilihan ganda yang terdapat dalam buku LKS tersebut? Pada tahun 1991 badan American Education Reform menyatakan bahwa soal-soal pilihan ganda tidak dapat digunakan untuk mnguji kemampuan berpikir tingkat tinggi, kemampuan problem solving, kreativitas, dan sikap inisiatif. Jenis soal pilihan ganda hanya dapat melatih kemampuan berpikir tingkat rendah seperti menghafal (Lynn, et al, 1991).

Solusi :

1. guru mengajak siswa untuk mendiskusikan rangkuman materi yang disajikan dengan anak, dan memperkaya wawasan siswa dengan pendapat-pendapat siswa. Dalam kaitannya dengan soal-soal pilihan ganda yang diberikan, sebaiknya dibahas di dalam kelas secara bersama-sama, dan dikembangkan kebiasaan mengemukakan alasan (reasoning) kenapa siswa menjawab pilihan jawaban tertentu. Jadi, soal-soal pilihan ganda dalam LKS tersebut bukan digunakan sebagai bentuk tugas, melainkan sebagai sarana memahami materi pelajaran.

2. Buku-buku LKS tersebut diperbaiki dan dikembalikan lagi kepada peran yang sebenarnya, yaitu sebagai lembar kerja siswa, yang merupakan pendamping dari buku teks pelajaran. Dalam buku LKS tersebut tidak perlu terdapat rangkuman materi pelajaran karena materi pelajaran sudah ada di buku teks, soal-soalnya bukan merupakan soal pilihan ganda, tetapi soal-soal yang mengembangkan ketrampilan berpikir kritis dan kreatif.

Diposkan oleh Nyanyian Hati di 03:53
0 komentar:

Poskan Komentar
Link ke posting ini

Buat sebuah Link
Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda
Langgan: Poskan Komentar (Atom)
Selasa, 22 Maret 2011
Media Pembelajaran Matematika :)

1. Media pembelajaran matematika berfungsi untuk membantu sajian materi, meningkatkan motivasi belajar, memudahkan pemahaman, dan mengkonkritkan konsep.

a. Jelaskan pengertian media pembelajaran matematika dan persyaratannya

b. Mengapa dalam pembelajaran matematika perlu digunakan media?

c. Jelaskan makna keempat fungsi penggunaan media di atas dan berikan contohnya

d. Bagaimana jika media yang digunakan hanya sebagian fungsi yang muncul?

e. Bagaimana merancang dan membuat media pembelajaran matematika agar keempat fungsi tersebut di atas muncul?

Jawab :

a. Pengertian Media

Kata media berasal dari bahasa latin yaitu dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan (Sadiman, 2002: 6) .

Istilah media mula-mula dikenal dengan alat peraga, kemudian dikenal dengan istilah audio visual aids (alat bantu pandang/dengar). Selanjutnya disebut instructional materials (materi pembelajaran), dan kini istilah yang lazim digunakan dalam dunia pendidikan nasional adalah instructional media (media pendidikan atau media pembelajaran). Dalam perkembangannya, sekarang muncul istilah e-Learning. Huruf “e” merupakan singkatan dari “elektronik”. Artinya media pembelajaran berupa alat elektronik, meliputi CD Multimedia Interaktif sebagai bahan ajar offline dan Web sebagai bahan ajar online.

Berikut ini beberapa pendapat para ahli komunikasi atau ahli bahasa tentang pengertian media yaitu

1) Orang, material, atau kejadian yang dapat menciptakan kondisi sehingga memungkinkan siswa dapat memperoleh pengetahuan, keterapilan, dan sikap yang baru, dalam pengertian meliputi buku, guru, dan lingkungan sekolah (Gerlach dan Ely dalam Ibrahim, 1982:3)

2) Saluran komunikasi yang digunakan untuk menyampaikan pesan antara sumber (pemberi pesan) dengan penerima pesan (Blake dan Horalsen dalam Latuheru, 1988:11)

3) Komponen strategi penyampaian yang dapat dimuati pesan yang akan disampaikan kepada pembelajar bisa berupa alat, bahan, dan orang (Degeng, 1989:142)

4) Media sebagai segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dan pengirim pesan kepada penerima pesan, sehingga dapat merangsang pildran, perasaan, perhatian, dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa, sehingga proses belajar mengajar berlangsung dengan efektif dan efesien sesuai dengan yang diharapkan (Sadiman, dkk., 2002:6)

5) Alat yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi materi, yang terdiri antara lain buku, tape-recorder, kaset, video kamera, video recorder, film, slide, foto, gambar, grafik, televisi, dan komputer (Gagne dan Briggs dalam Arsyad, 2002:4)

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa media pengajaran adalah bahan, alat, maupun metode/teknik yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar dengan maksud agar proses interaksi komunikasi edukatif antara guru dan anak didik dapat berlangsung secara efektif dan efesien sesuai dengan tujuan pengajaran yang telah dicita-citakan.

Pernilihan media hendaknya memperhatikan syarat-syarat :

(a) sesuai dengan tujuan pembelajaran yang akan dicapai,

(b) ketersediaan bahan media,

(c) biaya pengadaan, dan

(d) kualitas atau mutu teknik.

Menurut Rumampuk (1988:19) bahwa prinsip-prinsip pemilihan media adalah (1) harus diketahui dengan jelas media itu dipilih untuk tujuan apa, (2) pemilihan media harus secara objektif, bukan semata-mata didasarkan atas kesenangan guru atau sekedar sebagai selingan atau hiburan. pemilihan media itu benar-benar didasarkan atas pertimbangan untuk meningkatkan efektivitas belajar siswa, (3) tidak ada satu pun media dipakai untuk mencapai semua tujuan. Setiap media memiliki kelebihan dan kelemahan. Untuk menggunakan media dalam kegiatan belajar mengajar hendaknya dipilih secara tepat dengan melihat kelebihan media untuk mencapai tujuan pengajaran tertentu, (4) pemilihan media hendaknya disesuaikan dengan metode mengajar dan materi pengajaran, mengingat media merupakan bagian yang integral dalam proses belajar mengajar, (5) untuk dapat memilih media dengan tepat, guru hendaknya mengenal ciri-ciri dan masing-masing media, dan (6) pemilihan media hendaknya disesuaikan dengan kondisi fisik lingkungan.

Sedangkan Ibrahim (1991:24) menyatakan beberapa pedoman yang dapat digunakan untuk memilih media pembelajaran, antara lain (1) sebelum memilih media pembelajaran, guru harus menyadari bahwa tidak ada satupun media yang paling baik untuk mencapai semua tujuan. masing-masing media mempunyai kelebihan dan kelemahan. penggunaan berbagai macam media pembelaiaran yang disusun secara serasi dalam proses belajar mengajar akan mengefektifkan pencapaian tujuan pembelajaran, (2) pemilihan media hendaknya dilakukan secara objektif, artinya benar-benar digunakan dengan dasar pertimbangan efektivitas belajar siswa, bukan karena kesenangan guru atau sekedar sebagai selingan, (3) pernilihan media hendaknya memperhatikan syarat-syarat

Menurut E. T. Ruseffendi beberapa persyaratan media pembelajaran matematika, diantaranya adalah :

1) tahan lama (dibuat dari bahan-bahan yang cukup kuat),

2) bentuk dan warnanya menarik,

3) sederhana dan mudah dikelola (tidak rumit),

4) ukurannya sesuai (seimbang) dengan ukuran fisik anak,

5) dapat menyajikan konsep matematika, baik dalam bentuk real, gambar atau diagram,

6) sesuai dengan konsep pada matematika,

7) dapat memperjelas konsep matematika dan bukan sebaliknya (mempersulit pemahaman matematika),

8) peragaan itu agar menjadi dasar bagi tumbuhnya konsep berpikir abstrak bagi siswa,

9) bila kita mengharapkan agar siswa itu aktif (sendiri atau berkelompok) alat peraga itu dapat dimanipulasikan, yaitu dapat diraba, dipegang, dipindahkan, dimainkan, dipasangkan, dicopot (diambil dari sussunannya), dan

10) bila mungkin alat peraga tersebut dapat berfaedah banyak.

Jadi dapat disimpulkan bahwa prinsip-prinsip pemilihan media pembelajaran adalah (1) media yang dipilih harus sesuai dengan tujuan dan materi pelajaran, metode mengajar yang digunakan serta karakteristik siswa yang belajar (tingkat pengetahuan siswa, bahasa siswa, dan jumlah siswa yang belajar), (2) untuk dapat memilih media dengan tepat, guru harus mengenal ciri-ciri dan tiap tiap media pembelajaran, (3) pemilihan media pembelajaran harus berorientasi pada siswa yang belajar, artinya pemilihan media untuk meningkatkan efektivitas belajar siswa, (4) pemilihan media harus mempertimbangkan biaya pengadaan, ketersediaan bahan media, mutu media, dan lingkungan fisik tempat siswa belajar.

b. Mengapa perlu menggunakan media

Penggunaan media pengajaran sangat diperlukan dalam kaitannya dengan peningkatan mutu pendidikan khususnya dalam pembelajaran membaca puisi. Menurut Achsin (1986:17-18) menyatakan bahwa tujuan penggunaan media pengajaran adalah (1) agar proses belajar mengajar yang sedang berlangsung dapat berjalan dengan tepat guna dan berdaya guna, (2) untuk mempermudah bagi guru/pendidik daiam menyampaikan informasi materi kepada anak didik, (3) untuk mempermudah bagi anak didik dalam menyerap atau menerima serta memahami materi yang telah disampaikan oleh guru/pendidik, (4) untuk dapat mendorong keinginan anak didik untuk mengetahui lebih banyak dan mendalam tentang materi atau pesan yang disampaikan oleh guru/pendidik, (5) untuk menghindarkan salah pengertian atau salah paham antara anak didik yang satu dengan yang lain terhadap materi atau pesan yang disampaikan oleh guru/pendidik. Sedangkan Sudjana, dkk. (2002:2) menyatakan tentang tujuan pemanfaatan media adalah (1) pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menimbulkan motivasi, (2) bahan pelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami, (3) metode mengajar akan lebih bervariasi, dan (4) siswa akan lebih banyak melakukan kegiatan belajar. Jadi dapat disimpulkan bahwa tujuan penggunaan media adalah (1) efektivitas dan efisiensi dalam kegiatan belajar mengajar, (2) meningkatkan motivasi belajar siswa, (3) variasi metode pembelajaran, dan (4) peningkatan aktivasi siswa dalam kegiatan belajar mengajar.

c. Makna empat fungsi media

a) Berfungsi untuk membantu sajian materi

Dengan media pembelajaran matematika pengajaran dapat menarik dan memperbesar perhatian anak didik terhadap materi pengajaran yang disajikan dan materi matematika yang menjadi prasyarat yang menunjang materi lainnya akan mengendap, melekat dan dipahami siswa sehingga ketika memasuki materi pokok materi prasyarat tidak perlu diulang untuk diajarkan. Misalnya : materi persamaan, jika menggunakan alat peraga mereka akan lebih antusias dalam belajar, yang mengakibatkan pemahaman siswa akan melekat, sehingga ketika memasuki materi pertidaksamaan materi tentang persamaan tidak usah diajarkan kembali hanya diriview saja.

b) Berfungsi untuk meningkatkan motivasi belajar

Media pembelajaran matematika dapat mendorong keinginan siswa untuk mengetahui lebih banyak dan mendalam tentang materi atau pesan yang disampaikan oleh guru/pendidik, sehingga memotivasi siswa dan partisipasi siswa dominan. Contoh : dengan menggunakan media flash sajian materi lebih menarik serta antusias siswa dalam belajar meningkat, rasa kantuk pun akan terkalahkan, karena gambar, suara dan video akan lebih menarik untuk mereka.

c) Berfungsi untuk memudahkan pemahaman

Artinya dengan alat pembelajaran matematika siswa diharuskan berpartisipasi lebih aktif, mereka tidak hanya melihat, mendengar, dan memperhatikan saja, tetapi mereka juga harus melakukan/latihan, sehingga pembelajaran minds on dan hands on bisa tercapai, konsep dibangun oleh siswa sendiri. Contohnya : dalam metode eliminasi, apabila disajikan dalam alat peraga maka tiap langkah yang harus dilakukan tidak dihapal oleh siswa tetapi dipahami, mereka membangun konsep sendiri dan mereka tahu alasan melakukan tiap langkah tersebut.

d) Berfungsi untuk mengkonkritkan konsep

Dengan alat pembelajaran matematika, materi matematika yang abstrak disajikan kedalam pendekatan yang lebih konkret, ada visualisasinya, serta manfaat dalam mempelajari materi tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Contoh : dalam satuan matematika, misalnya 1000 cm3 = 1 liter, kita gunakan pendekatan dengan menghitung volume kubus yang rusuknya 10 cm, setelah diperoleh volumenya, kemudian kita masukan air kedalam kubus dengan rusuk 10cm tersebut, air yang tertampung akan sebanyak 1 liter, jadi 1 liter = 1000cm3.

d. Jika media yang digunakan hanya sebagian fungsi yang muncul maka telah terjadi kesalahan perencanaan yang diakibatkan karna ada beberapa syarat yang tidak dipenuhi, karna persyaratan media dan fungsi media sangat berkaitan erat satu sama lainnya. dan jika hanya sebagian fungsi yang muncul ini artinya siswa tidak akan merasakan makna dan faedah dari adanya penggunaan media pembelajaran.

e. Cara merancang dan membuat media pembelajaran matematika agar keempat fungsi muncul

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan alat peraga, yaitu :

Tujuan (objektif) : tujuan yang akan dicapai sangat mempengaruhi kriteria pemilihan alat peraga yang tepat, sehingga harus jelas apa tujuan yang harus dicapai.

Materi pembelajaran : setiap materi memiliki silabus, SK dan KD yang berbeda-beda sehingga akan mempengaruhi pembuatan alat peraga, serta harus memperhatikan materi prasyarat yang mendukung materi tersebut, dan perlu diingat tidak semua materi ada alat peraganya.

Strategi belajar mengajar : alat peraga yang dipilih harus disesuaikan dengan metoda pembelajaran yang akan digunakan.

Kondisi : kondisi yang harus diperhatikan yaitu ruangan/kelas, banyaknya siswa, posisi tempat duduk siswa, sehingga ada penggunaan media klasikal ada pula yang setiap siswa menggunakan satu alat peraga, jangan sampai penggunaan media malah menghambat pembelajaran.

Siswa : alat peraga yang digunakan sebaiknya menarik perhatian siswa, sesuai dengan kesenangan siswa pada umumnya, penggunaan alat peraga dilakukan jika siswa itu memerlukannya untuk memahami sesuatu, bila siswa tersebut tidak memerlukan alat peraga maka penggunaan alat peraga akan percuma.

2. Media pembelajaran yang telah Anda buat adalah media manual dan Microsoft Power Point / Macro Media Flash. Ketiga jenis media tersebut mempunyai karakteristik masing-masing

a. Sebutkan karakteristik dari masing-masing jenis media tersebut ditinjau dari fungsinya

b. Sebutkan ketiga media yang telah anda buat, bagaimana proses pembuatannya dan penggunaannya

c. Pada waktu ditampilkan dalam kelas, apakah media yang anda buat telah memenuhi keempat fungsi media tersebut, jika ada kekurangan bagaimana perbaikannya dan jika ada kelebihan sebutkan

Jawab :

a. Karakteristik dari masing-masing media ditinjau dari fungsinya

v Karakteristik media manual

- penyampaian pesan lewat simbul-simbul visual

- melibatkan rangsangan indera penglihatan

- bersifat kongkret, dapat mengatasi batasan ruang dan waktu

- dapat memperjelas suatu masalah dalam bidang masalah apa saja dan pada tingkat usia berapa saja

- merupakan ringkasan visual suatu proses,

- mengandung pesan yang bersifat interpretatif.

v Karakteristik media elektronik (microsoft power point/macro media flash)

Beberapa hal yang menjadikan media ini menarik untuk digunakan sebagai alat presentasi adalah berbagai kemampuan pengolahan teks, wana, dan gambar, serta animasi-animasi yang bisa diolah sendiri sesuai kreatifitas penggunanya.

Pada prinsipnya program ini terdiri dari beberapa unsur rupa, dan pengontolan operasionalnya. Unsur rupa yang dimaksud, terdiri dari slide, teks, gambar dan bidang-bidang warna yang dapat dikombinasikan dengan latar belakang yang telah tersedia. Unsur rupa tersebut dapat kita buat tanpa gerak, atau dibuat dengan gerakan tertentu sesuai keinginan kita. Seluruh tampilan dari program ini dapat kita atur sesuai keperluan, apakah akan berjalan sendiri sesuai timing yang kita inginkan, atau berjalan secara manual, yaitu dengan mengklik tombol mouse. Biasanya jika digunakan untuk penyampaian bahan ajar yang mementingkan terjadinya interaksi antara peserta didik dengan tenaga pendidik, maka kontrol operasinya menggunakan cara manual.

Beberapa kelebihan menggunakan Power Point sebagai media antara lain :
a. Penyajiannya menarik karena ada permainan warna, huruf dan animasi, baik animasi teks maupun animasi gambar atau foto.
b. Lebih merangsang peserta didik untuk mengetahui lebih jauh informasi tentang bahan ajar yang tersaji.
c. Pesan informasi secara visual mudah dipahami peserta didik.
d. Tenaga pendidik tidak perlu banyak menerangkan bahan ajar yang sedang disajikan.
e. Dapat diperbanyak sesuai kebutuhan, dan dapat dipakai secara berulang-uang
f. Dapat disimpan dalam bentuk data optik atau magnetik. (CD / Disket / Flashdisk), sehingga praktis untuk di bawa kemana-mana.

b. Media yang dibuat

Ø Media Elektronik (Microsoft Power Point) dengan materi Program Linear

Cara pembuatannya:

1. Mempelajari dan merangkum materi Program Linear

2. Tandai poin-poin utama dan penting yang akan dimasukkan dalam microsoft power point

3. Pilih slaid untuk membuat judul

4. Buat slide untuk mencantumkan SK, KD, Manfaat serta Peta Konsep

5. Tuliskan materi Program Linear dimulai dari ilustrasi terlebih dahulu mengenai aplikasi Program Linear sehari-hari, kemudian ke contoh sederhana yang diakhiri dengan kesimpulan mengenai konsep yang dibahas dalam Program Linear. Kemudian tuliskan mengenai langkah-langkah dalam menentukan daerah himpunan penyelesaian dari suatu pertidaksamaan. Isi dari masing-masing slide tidak berupa dalam kalimat panjang namun dalam bentuk simbol matematika, gambar/ ilustrasi, dan kata-kata kuncinya saja.

6. Agar media lebih menarik, maka dapat dipakai huruf-huruf berwarna (disesuaikan kontras/ tidaknya), gambar yang mendukung, animasi yang sesuai, dan background yang tidak terlalu mencolok

7. Slide-slide yang sudah dibuat di-save

Cara penggunaan :

1. Komputer dinyalakan, buka file Microsoft Power Point mengenai Program Linear yang sudah dibuat, kemudian tampilkan di depan kelas dengan bantuan LCD

2. Pilih menu slide show atau f5

Ø Media Manual Kelompok

Ø Media Manual Individu

Cara pembuatan :

1. Potonglah triplek dengan ukuran 90 cm x 95 cm

2. Potonglah seng dengan ukuran 60 cm x 80 cm

3. Tempelkan seng di ujung kiri tripek dengan menggunakan lem fox

4. Tempelkan banner yang sudah bergambar desain diagram cartesius di atas seluruh triplek dengan menggunakan lem fox

5. Potonglah tabung kayu (diameter 9 mm) dengan panjang 55 cm lalu lapisi dengan spotlight merah.

6. Buatlah 2 segitiga kecil dari duplek sebagai ujung panah, lapisi dengan spotlight merah. Tempelkan masing-masing segitiga ini di kedua ujung tabung kayu.

7. Tempelkan magnet di dua ujung tabung kayu menggunakan lem fox

8. Buatlah huruf-huruf seperti (x1,y1), (x2, y2), (x1’,y1’), (x2’, y2’), (0, b) dan m di atas spotlight merah, gunting lalu tempelkan di 6 duplek kotak bersesuaian yang sudah dilapisi spotlight kuning.

9. Tempelkan magnet di belakang masing-masing duplek yang sudah ditempel huruf-huruf

10. Potong kayu dengan diamter 6 mm untuk dudukan tripel agar tidak jatuh, dengan tinggi kayu tersebut ¾ dari triplek. Cat dudukan tersebut dengan warna biru

11. Pasang dudukan tersebut di belakang triplek dengan menggunakan engsel, mur dan baut

12. Buatlah balok tanpa tutup (dengan ukuran ) dari duplek sebagai tempat menyimpan barang-barang peraga. Lapisi balok itu dengan spotlight kuning

grafik gradien 2.jpg

Cara penggunaan :

1. Untuk menjelaskan mengenai persamaan garis lurus, gunakan garis lurus yang sudah dibuat dari tabung lingkaran. Tempelkan secara sembarang di diagram cartesius (memotong sumbu x dan sumbu y) kemudian jelaskan mengenai konsep persamaan garis lurus y = mx+c

2. Gunakan garis lurus yang sudah dibuat dari tabung lingkaran. Tempelkan melewati tepat di titik O (0,0) di diagram cartesius kemudian jelaskan mengenai konsep persamaan garis lurus y = mx

3. Untuk menjelaskan mengenai konsep gradien, tempelkan garis lurus yang sudah dibuat dari tabung kayu, kemudian jelaskan bahwa gradien adalah perubahan tegak dibagi dengan perubahan mendatar

3. Media pembelajaran matematika yang paling sering digunakan oleh guru Matematika masa kini adalah Lembar Kerja/ Kegiatan Siswa (LKS)

a. Menurut Anda mengapa LKS yang sering digunakan?

b. Bagaimana kalau LKS yang dibuat guru ternyata hanya berisi soal latihan, bukan bahan belajar siswa beraktifitas untuk mengkonstruksi pemahaman materi sajian

c. Buatlah LKS untuk pembelajaran nilai sinus sudut istimewa di keempat kuadran

Jawab :

1. Alasan mengapa LKS sering digunakan

Lembar Kerja Siswa (LKS) merupakan salah satu jenis alat bantu pembelajaran, bahkan ada yang menggolongkan dalam jenis alat peraga pembelajaran matematika. Lembar kerja siswa berupa lembaran kertas yang berupa informasi maupun soal-soal (pertanyaan-pertanyaan) yang harus dijawab oleh peserta didik. LKS ini sangat baik digunakan untuk menggalakkan keterlibatan peserta didik dalam belajar baik dipergunakan dalam penerapan metode terbimbing maupun untuk memberikan latihan pengembangan. LKS merupakan stimulus atau bimbingan guru dalam pembelajaran yang akan disajikan secara tertulis sehingga dalam penulisannya perlu memperhatikan kriteria media grafis sebagai media visual untuk menarik perhatian peserta didik.

Tujuan Penggunaan LKS :

1. Memberi pengetahuan, sikap dan keterampilan yang perlu dimiliki oleh peserta didik.

2. Mengecek tingkat pemahaman peserta didik terhadap materi yang telah disajikan.

3. Mengembangkan dan menerapkan materi pelajaran yang sulit disampaikan secara lisan.

Manfaat Penggunaan LKS

1. Mengaktifkan peserta didik dalam proses pembelajaran.

2. Membantu peserta didik dalam mengembangkan konsep.

3. Melatih peserta didik dalam menemukan dan mengembangkan keterampilan

proses.

4. Sebagai pedoman guru dan peserta didik dalam melaksanakan proses pembelajaran.

5. Membantu peserta didik memperoleh catatan tentang materi yang dipelajari

melalui kegiatan belajar.

6. Membantu peserta didik untuk menambah informasi tentang konsep yang dipelajari melalui kegiatan belajar secara sistematis. (Suyitno, 1997:40).

2. Bagaimana kalau LKS yang dibuat guru ternyata hanya berisi soal latihan, bukan bahan belajar siswa

Sebagian besar buku LKS hanya menyajikan rangkuman materi yang berupa poin-poin penting saja, bukan suatu bacaan yang lengkap. Dengan model ini, siswa diibaratkan hanya dijejali dengan fakta dan informasi saja, tanpa diberi kesempatan untuk mengevaluasi dan menyimpulkan sendiri materi pelajaran tersebut. Model rangkuman seperti ini mungkin saja baik bagi siswa yang sudah terlebih dulu membaca materi pelajaran yang ada di dalam buku teks. Akan tetapi, masalahnya adalah bahwa banyak sekolah - terutama sekolah negeri - yang menjadikan LKS ini sebagai satu-satunya buku pelajaran. Dengan demikian, melalui bacaan yang berupa rangkuman materi tersebut dalam LKS tersebut, kesempatan siswa untuk membaca kritis tidak tersedia. Bacaan-bacaan seperti itu hanya mengajarkan kepada siswa untuk menghafalkan fakta-fakta yang ada tanpa memberikan kesempatan untuk memikirkannya lebih jauh. Kondisi ini mirip dengan apa yang dituliskan oleh Raths dkk pada tahun 1967 yang menyatakan bahwa “…memorizati on, drill, homework, and the quiet classroom were rewarded, while “…inquiry, reflection and the consideration of alternatives were frowned upon” (Carr, 1990). Kemudian bagaimana dengan model soal pilihan ganda yang terdapat dalam buku LKS tersebut? Pada tahun 1991 badan American Education Reform menyatakan bahwa soal-soal pilihan ganda tidak dapat digunakan untuk mnguji kemampuan berpikir tingkat tinggi, kemampuan problem solving, kreativitas, dan sikap inisiatif. Jenis soal pilihan ganda hanya dapat melatih kemampuan berpikir tingkat rendah seperti menghafal (Lynn, et al, 1991).

Solusi :

1. guru mengajak siswa untuk mendiskusikan rangkuman materi yang disajikan dengan anak, dan memperkaya wawasan siswa dengan pendapat-pendapat siswa. Dalam kaitannya dengan soal-soal pilihan ganda yang diberikan, sebaiknya dibahas di dalam kelas secara bersama-sama, dan dikembangkan kebiasaan mengemukakan alasan (reasoning) kenapa siswa menjawab pilihan jawaban tertentu. Jadi, soal-soal pilihan ganda dalam LKS tersebut bukan digunakan sebagai bentuk tugas, melainkan sebagai sarana memahami materi pelajaran.

2. Buku-buku LKS tersebut diperbaiki dan dikembalikan lagi kepada peran yang sebenarnya, yaitu sebagai lembar kerja siswa, yang merupakan pendamping dari buku teks pelajaran. Dalam buku LKS tersebut tidak perlu terdapat rangkuman materi pelajaran karena materi pelajaran sudah ada di buku teks, soal-soalnya bukan merupakan soal pilihan ganda, tetapi soal-soal yang mengembangkan ketrampilan berpikir kritis dan kreatif.

Jumat, 18 Maret 2011

~~ 19 Maret, Bulan Akan Sangat Dekat dengan Bumi ~~

RPP KLS IV

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : IV/2
Pertemuan Ke- : 1, 2, 3, 4, dan 5
Alokasi Waktu : 10.35 menit
Standar Kompetensi : 5. Menjumlahkan dan mengurangkan bilangan bulat
Kompetensi Dasar : 5.1 Mengurutkan bilangan bulat
Indikator : 1. Menunjukkan penerapan bilangan negatif dalam
masalah sehari-hari
2. Membilang dan menulis lambang bilangan bulat
3. Memberi contoh bilangan bulat positif dan negatif
4. Menentukan letak bilangan bulat pada garis
bilangan
5. Membandingkan dua bilangan bulat
6. Mengurutkan sekelompok bilangan bulat dari
terkecil atau terbesar
7. Menentukan lawan suatu bilangan

I. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat menunjukkan penerapan bilangan negatif dalam masalah sehari hari.
2. Siswa dapat membilang dan menulis lambang bilangan bulat.
3. Siswa dapat memberi contoh bilangan bulat positif dan negatif.
4. Siswa dapat menentukan letak bilangan bulat pada garis bilangan.
5. Siswa dapat membandingkan dua bilangan bulat.
6. Siswa dapat mengurutkan sekelompok bilangan bulat dari terkecil atau terbesar.
7. Siswa dapat menentukan lawan suatu bilangan.
II. Materi Ajar
• Bilangan bulat
III. Metode Pembelajaran
1. Informasi/Ceramah
2. Demonstrasi
3. Diskusi
4. Tanya jawab
IV. Langkah-Langkah Pembelajaran
• Pertemuan ke-1 (2 35 menit)
1. Kegiatan Awal
a. Guru memberi motivasi belajar kepada siswa.
b. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran.
c. Apersepsi kemampuan prasyarat: mengenal bilangan cacah.
2. Kegiatan Inti
a. Guru memberi contoh permasalahan sehari-hari yang berkaitan dengan bilangan negatif.
b. Guru meminta siswa memberi contoh lain.
c. Guru meminta siswa mendiskusikan soal-soal yang ada di buku siswa halaman 3–10.
d. Guru memberi umpan balik.
e. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk menanyakan hal-hal yang kurang jelas.
3. Kegiatan Akhir
a. Guru memberi pertanyaan penjajakan kepada siswa secara acak.
b. Guru memberi kata-kata pujian kepada siswa yang dapat menjawab pertanyaan yang diberikan.
c. Guru memberi tugas kepada siswa.
• Pertemuan ke-2 (2 35 menit)
1. Kegiatan Awal
a. Guru membahas tugas yang diberikan pada pertemuan sebelumnya.
b. Guru memberi motivasi belajar kepada siswa.
c. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran.
2. Kegiatan Inti
a. Dengan metode tanya jawab disertai contoh, guru menjelaskan materi tentang membilang dan menulis lambang bilangan bulat.
b. Guru meminta beberapa siswa menyelesaikan soal-soal yang ada di buku siswa halaman 4–5 di papan tulis.
c. Guru meminta siswa memberi contoh bilangan bulat positif dan negatif.
3. Kegiatan Akhir
a. Guru meminta siswa menulis lambang bilangan bulat, kemudian siswa lain membaca lambang bilangan tersebut dan sebaliknya.
b. Guru meminta siswa mengulang kembali di rumah materi yang telah diterimanya di sekolah.
c. Guru memberi tugas PR, 3–5 soal.
• Pertemuan ke-1 (2 .35 menit)
1. Kegiatan Awal
a. Guru mengajak siswa mengingat sekilas materi pembelajaran yang lalu.
b. Guru memberi motivasi belajar kepada siswa.
c. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran.
2. Kegiatan Inti
a. Guru membuat garis bilangan.
b. Dengan garis bilangan tersebut, guru meminta siswa menentukan letak bilangan positif, nol, dan negatif.
c. Guru memberi soal-soal yang berkaitan dengan materi yang baru saja dipelajari.
d. Kemudian, siswa diminta menyelesaikannya.
e. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk menanyakan hal-hal yang kurang jelas.
3. Kegiatan Akhir
a. Guru memberi kata-kata pujian kepada siswa atas keaktifan dan kesungguhannya mengikuti proses belajar mengajar.
b. Guru memberi tugas PR, 3–5 soal.
• Pertemuan ke-4 (2 .35 menit)
1. Kegiatan Awal
a. Guru mengajak siswa mengingat sekilas materi pembelajaran yang lalu termasuk mencocokkan PR.
b. Guru memberi motivasi belajar kepada siswa.
c. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran.
2. Kegiatan Inti
a. Guru menulis dua bilangan bulat yang nilainya berbeda, kemudian siswa diminta membandingkan dua bilangan bulat tersebut. Manakah yang nilainya lebih besar?
b. Selanjutnya, guru menjelaskan tentang bagaimana cara membandingkan dua bilangan bulat.
c. Guru meminta siswa secara berkelompok menyelesaikan soal-soal yang ada di buku siswa halaman 7.
d. Guru membimbing siswa yang mengalami kesulitan dalam mengerjakan soal.
e. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk menanyakan hal-hal yang kurang jelas.
3. Kegiatan Akhir
a. Guru memberi pertanyaan penjajakan kepada siswa secara acak.
b. Guru memberi kata-kata pujian kepada siswa atas keaktifan dan kesungguhannya mengikuti proses belajar mengajar.
• Pertemuan ke-5 (2 .35 menit)
1. Kegiatan Awal
a. Guru mengajak siswa mengingat sekilas materi pembelajaran yang lalu.
b. Guru memberi motivasi belajar kepada siswa.
c. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran.
2. Kegiatan Inti
a. Dengan metode tanya jawab disertai contoh, guru menjelaskan materi tentang mengurutkan sekelompok bilangan bulat dari terkecil atau terbesar.
b. Guru meminta siswa menyelesaikan soal-soal yang relevan. Guru dapat membuat soal sendiri atau mengambil dari buku siswa halaman 8.
c. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk menanyakan hal-hal yang kurang jelas.
3. Kegiatan Akhir
a. Guru memberi pertanyaan penjajakan kepada siswa secara acak.
b. Guru memberi kata-kata pujian kepada siswa atas keaktifan dan kesungguhannya mengikuti proses belajar mengajar.
c. Guru memberi tugas kepada siswa.
V. Alat/Bahan/Sumber Belajar
1. Garis bilangan
2. Buku Matematika Gemar Berhitung 4B halaman 1–10
VI. Penilaian
1. Tertulis
2. Kinerja/Perbuatan
• Sikap, tingkah laku dan perbuatan siswa, minat belajar, keaktifan dalam bertanya dan menjawab pertanyaan, serta keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar.
3. Penugasan/Proyek
• Guru memeriksa dan mengecek apakah tugas yang diberikan kepada siswa dapat terselesaikan dengan baik atau tidak.


Mengetahui …………, ........................
Kepala Sekolah, Guru Matematika,


(__________________) (__________________)
NIP. ............................. NIP. .............................

RPP MTK KLS V

Matematika kls V..Sifat - sifat Bangun Ruang

BANGUN RUANG SISI DATAR

KWH MATHEMATICS: statistika

KWH MATHEMATICS: statistika: "STATISTIKA.Statistik adalah kumpulan fakta yang umumnya berbentuk angka yang disusun dalam daftar atau tabel, yang menggambarkan sebagian ke..."

KUBUS, BALOK, LIMAS DAN PRISMA

Sabtu, 12 Maret 2011

~contoh laporan PTK~~

~Contoh Judul PTK~

  1. Upaya Meningkatkan Gairah Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPS Dengan Menggunakan Media Gambar
  2. Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa SD Melalui Peranan Hadiah Sebagai Perangsang Timbulnya Kompetensi
  3. Upaya Meningkatkan Kedisplinan Siswa Melalui Penerapan Hukuman
  4. Upaya Meminimalkan Miskonsepsi Dan Meningkatkan Pemahaman Konsep-Konsep IPA Melalui Pembelajaran Konstruktivistik Bagi Siswa Kelas IV SD
  5. Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar IPA di Sd Dengan Pendekatan Ketrampilan Proses
  6. Upaya Mengatasi Kesulitan Belajar Melalui Pemberian Bimbingan Belajar
  7. Peningkatan Kedisplinan Siswa Melalui Keteladanan Guru SD
  8. Upaya Meningkatkan Pembelajaran Fisika Pada Sekolah SLTP Melalui Optimalisasi Kegiatan
  9. Laboratorium Berbasis Cooperative Learning Sebagai Implementasi KBK
  10. Peranan Bertanya Siswa SD Dalam Meningkatkan Proses Belajar Mengajar Matematika
  11. Peranan Penggunaan Metode Ceramah Dan Tanya Jawab Terhadap Peningkatan Prestasi Belajar Mata Pelajaran IPS Terpadu Kelas VI SD
  12. Melalui Pembelajaran Kooperatif Learning Untuk Meningkatkan Minat Belajar Siswa Kelas IV SD
  13. Meningkatkan Motivasi Belajar Matematika Dengan Strategi Pakem Kelas IV SD
  14. Upaya Meningkatkan Minat Dan Motivasi Belajar Pada Mata Pelajaran IPS Melalui Metode Ceramah Bervariasi Siswa Kelas V SD
  15. Peningkatan Pembelajaran Matematika Di SD Melalui Penggunaan Alat Peraga Secara Efektif
  16. Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Ipa Melalui Pendekatan Eksploratory Discovery
  17. Peranan Media Dalam Meningkatkan Ketrampilan Membaca Di Kelas Rendah
  18. Upaya Menumbuhkan Bakat Dan Kreativitas Siswa kelas IV SD Dalam Pembelajaran Matematika Melalui Metode Discovery Learning
  19. Upaya Meningkatkan Minat Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Matematika Dengan Menggunakan Metode Laboratory
  20. Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPA Di SD Melalui Pendekatan Sains Teknologi Masyarakat
  21. Peningkatan Pembelajaran Matematika Di SD Melalui Penggunaan Alat Peraga Secara Efektif
  22. Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Karangan Bahasa Indonsesia SD Dengan Mengefektifkan Penggunaan Media Gambar Seri
  23. Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Ipa Melalui Model Pembelajaran Quantum Teaching
  24. Upaya Meningkatkan Keaktifan Siswa Dalam Pembelajaran IPA di SD Melalu Pendekatan Inkuiri
  25. Upaya Meningkatakan Kreativitas Siswa Dalam Pembelajaran IPA Menggunakan Model Pembelajaran Konstruktivisme
  26. Upaya Meningkatkan Pemahaman Siswa Dalam Pembelajaran IPA dengan Metode Demonstrasi
  27. Upaya Mengoptimalkan Bimbingan Konseling di SD Untuk Mengatasi Kesulitan Belajar Anak
  28. Peranan Alat Peraga Terhadap Peningkatan Minat Belajar Matematika
  29. Upaya Peningkatan Kemampuan Bahasa Lisan (Berbicara) Melalui Metode Sosiodrama
  30. Upaya Mengatasi Kesulitan Belajar Membaca Melalui Pengintegrasian Permainan Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia
  31. Peranan Penggunaan Metode Ceramah Dan Tanya Jawab Terhadap Peningkatan Prestasi Belajar Mata Pelajaran IPS Terpadu Kelas VI
  32. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keaktifan Murid Dalam Kegiatan Belajar Mengajar Ditinjau
  33. Dari Penggunaan Media Dan Kondisi Kelas Pada Sekolah Dasar
  34. Melalui Perpustakaan Dapat Meningkatkan Belajar Bagi Siswa Di Kelas IV
  35. Upaya Meningkatkan Kedisiplinan Siswa Melalui Keteladanan Guru SD
  36. Upaya Meningkatkan Prestasi Mata Pelajaran Matematika Melalui Penerapan Pendekatan Mastery Learning
  37. Upaya Mengatasi Kesulitan Belajar Melalui Pemberian Bimbingan Belajar Di SD
  38. Efektivitas Penggunaan Media Gambar Seri Guna Meningkatkan Kemampuan Menulis Karangan Bahasa Indonesia Siswa Kelas IV SD
  39. Meningkatkan Ketrampilan Siswa Melalui Optimalisasi Perpaduan Hands-On Dan Minds-On Menggunakan Kit IPA Dalam Pembelajaran IPA di SD
  40. Upaya Mengatasi Masalah Belajar Siswa Kelas III Melalui Bimbingan Belajar di SD
  41. Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Ipa Dengan Pendekatan (STM) Sains Teknologi Masyarakat
  42. Peranan Hadiah Sebagai Perangsang Timbulnya Kompetisi Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa SD
  43. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keaktifan Murid Dalam Kegiatan Belajar Mengajar Ditinjau
  44. Dari Penggunaan Media Dan Kondisi Kelas Pada Sekolah Dasar
  45. Peranan Metode Inkuiri Dan Alat Peraga Tiga Dimensi Dalam Peningkatan Prestasi Pembelajaran Ipa Di Kelas IV SD
  46. Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar IPA Di Kelas IV SD Dengan Model Pembelajaran Kostruktivisme
  47. Upaya Meningkatkan Keaktifan Belajar Matematika Pada Anak Kelas V SD Melalui Metode Inkuiri
  48. Peranan Penggunaan Metode Ceramah Dan Tanya Jawab Terhadap Peningkatan Prestasi Belajar Mata Pelajaran IPS Terpadu Kelas VI
  49. Peranan Motivasi Guru Dalam Penggunaan Alat Olahraga Untuk Meningkatkan Prestasi Siswa
  50. Peranan Penggunaan Metode Ceramah Dan Tanya Jawab Terhadap Peningkatan Prestasi Belajar Mata Pelajaran IPS Terpadu Kelas VI
  51. Pengaruh Perilaku Anak Yang Menyimpang Terhadap Keberhasilan Proses Pembelajaran Di SD
  52. Efektivitas Pembelajaran Bahasa Dengan Pendekatan Komunikatif
  53. Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Bahasa Indonesia Dengan Pendekatan Terpadu Siswa Kelas II
  54. Peranan Kewibawaan Guru Dalam Meningkatkan Kedisplinan Kelas
  55. Upaya Meningkatkan Minat Belajar Ppkn Dengan Kbk Pada Siswa Kelas IV SD
  56. Upaya Peningkatan Efektivitas Pembelajaran Bahasa Inggris Sebagai Pelajaran Muatan Lokal
  57. Melalui Perpustakaan Dapat Meningkatkan Belajar Bagi Siswa Di Kelas IV
  58. Peranan Alat Peraga Terhadap Peningkatan Minat Belajar Matematika
  59. Peningkatan Prestasi Belajar Matematika Melalui Penggunaan MediaPengajaran (Alat Peraga)
  60. Upaya Meningkatkan Keaktifan Belajar Matematika Pada Anak Kelas V SD Melalui Metode Inkuiri
  61. Upaya Peningkatan Kreativitas Siswa Kelas IV SD Dalam Pembelajaran IPA Dengan Metode Diskoveri-Inkuiri
  62. Upaya Keaktifan Siswa Belajar IPA Kelas IV SD Melalui Pendekatan Ketrampilan Proses
  63. Meningkatkan Gairah Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPS Dengan Menggunakan Media Gambar
  64. Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Karangan Bahasa Indonesia Siswa Kelas IV SD melalui Penggunaan Media Gambar Seri
  65. Pembelajaran Bahasa Terpadau Dapat Meningkatkan Kemampuan Berbsa Siswa SD Di Kelas 2
  66. Upaya Meningkatkan Motivasi Kemampuan Berbicara Siswa Melalui Metode Diskusi Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas V
  67. Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Ipa Melalui Metode Quantum Teaching
  68. Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Dengan Pemberian Penguatan
  69. Upaya Meningkatkan Daya Kreativitas Pada Anak Sd Melalui Metode Pemberian Tugas
  70. Upaya Meningkatkan Ketrampilan Menulis Lanjut Melalui Media Gambar
  71. Upaya Menimbulkan Keantusiasan Siswa Dalam Pembelajaran Apresiasi Sastra Indonesia Di SD
  72. Melalui Metode Quantum
  73. Upaya Meningkatkan Penerapan Konsep Pelajaran PPKn Melalui Model Pembelajaran Berbasis Portofolio Dengan Pendekatan Sains Teknologi Masyarakat
  74. Upaya Menimbulkan Keantusiasan Siswa Dalam Pembelajaran Apresiasi Sastra Indonesia Di SD
  75. Melalui Metode Quantum Teaching
  76. Upaya Mengatasi Kenakalan Anak Yang Mencari Perhatian Di Kelas II SD Dengan Bimbingan Moral
  77. Upaya Meningkatkan Minat Siswa Belajar Ekonomi Melalui Metode Pemberian Tugas Terstruktur Prapembelajaran
  78. Upaya Meningkatkan Keaktifan Belajar Ipa Dengan Pendekatan Ketrampilan Proses Di SD
  79. Upaya Meningkatkan Minat Siswa Terhadap Pelajaran Matematika Melalui Pendekatan Cooperative Learning
  80. Upaya Meningkatkan Kemampuan Mengungkapkan Pendapat Dalam Pelajaran Bahasa Indonesia Dengan Metode Diskusi Pada Siswa Kelas IV SD
  81. Upaya Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Ipa Melalui Pendekatan Ketrampilan Proses
  82. Upaya Meningkatkan Ketrampilan Berbahasa Lisan Siswa Kelas V SD Menggunakan Metode Diskusi
  83. Upaya Meningkatkan Pemahaman Siswa Melalui Cara Repetitif Atau Pengulangan Dalam Pelajaran Matematika
  84. Melalui Alat Peraga Gambar Untuk Meningkatkan Minat Belajar Membaca Permulaan Siswa Kelas II SD
  85. Upaya Meningkatkan Belajar Mengajar Yang Efektif Dalam Pembelajaran IPA Di Kelas VI Dengan Sistem Cara Belajar Siswa Aktif
  86. Upaya Meningkatkan Ketrampilan Menulis Siswa Di Kelas V SD Melalui Pembelajaran Holistik
  87. Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Melalui Pemberian Penguatan
  88. Upaya Guru Untuk Meningkatkan Kemampuan Mengarang Dengan Media Gambar seri

Jumat, 11 Maret 2011

~~Mau Dibawa Kemana - Armada Feat Klantink~~

"Ya Sudahlah"Bondan Prakoso ft. Fade 2 Black

~~Aku Bukan Untukmu..Rossa~~

~~Hati Yang Kau Sakiti ..Rossa~~

~~Terlanjur cinta..Rossa n Pasha~~

~~Takkan Berpaling Darimu..Rossa~~

~~My Heart..Acha.Irwansyah~~

~Pencinta wanita..Irwansyah~~

~Belahan Jiwa..The Virgin~~

~ PELAN PELAN SAJA..kotak~~

Kamis, 10 Maret 2011

Cara “hack” facebook. Membekukan/Freeze, Melihat Foto Private Profile/Bukan Teman

Cara “hack” facebook. Membekukan/Freeze, Melihat Foto Private Profile/Bukan Teman

Berawal dari mencoba

Bagikan di facebook436 “Hack” Facebook Membekukan/freeze
Mau iseng? begini nich cara nge “hack” atau membekukan account Facebook Membekukan/freeze. Caranya mudah banget, silakan download softwarenya. Setelah didwonload, exstract filenya dan jalankan.
Download menggunakan akun Twitter
Download Dengan Akun Twitter
Download menggunakan akun Facebok
Download Dengan Akun Facebook
Cara pakai:
  1. ketikkan email target pada Form eMail
  2. Klik Frezee
  3. Tunggu sampai proses selesai / 100%
  4. Efeknya account yang di Frezee tidak akan bisa login, jika anda suah merasa “puas” dan ingin membebaskan target silakan klik “stop freezer”.
freeze
Aplikasi untuk mencari File MP3, Video, Lirik di Facebook : http://apps.facebook.com/audiossearch. Silakan Gunakan aplikasi ini untuk mencari dan mendownload MP3 dari Facebook. Bergabung di Groups Aplikasi ini disini!
Melihat Photo Pada Private Profile/Bukan Teman
  1. Login
  2. Klik disini!
  3. Klik “Allow” untuk setuju dengan ketentuan dan kebijakanAkan keluar tampilan seperti dibawah: Paste kan target ID dan klik “Get Photos”
fb-private
Selamat mencoba, mudah-mudahan masih bisa/belum di patch
sumber: dari berbagai sumber

Minggu, 06 Maret 2011

~~DAFTAR NAMA LATIN HEWAN....Medan Bung~~

SATWA
I. MAMALIA (Menyusui)
  1. Anoa depressicornis Anoa dataran rendah, Kerbau pendek
  2. Anoa quarlesi Anoa pegunungan
  3. Arctictis binturong Binturung
  4. Arctonyx collaris Pulusan
  5. Babyrousa babyrussa Babirusa
  6. Balaenoptera musculus Paus biru
  7. Balaenoptera physalus Paus bersirip
  8. Bos sondaicus Banteng
  9. Capricornis sumatrensis Kambing Sumatera
  10. Cervus kuhli; Axis kuhli Rusa Bawean
  11. Cervus spp. Menjangan, Rusa sambar (semua jenis dari genus Cervus)
  12. Cetacea Paus (semua jenis dari famili Cetacea)
  13. Cuon alpinus Ajag
  14. Cynocephalus variegatus Kubung, Tando, Walangkekes
  15. Cynogale bennetti Musang air
  16. Cynopithecus niger Monyet hitam Sulawesi
  17. Dendrolagus spp. Kanguru pohon (semua jenis dari genus Dendrolagus)
  18. Dicerorhinus sumatrensis Badak Sumatera
  19. Dolphinidae Lumba-lumba air laut (semua jenis dari famili Dolphinidae)
  20. Dugong dugon Duyung
  21. Elephas indicus Gajah
  22. Felis badia Kucing merah
  23. Felis bengalensis Kucing hutan, Meong congkok
  24. Felis marmorota Kuwuk
  25. Felis planiceps Kucing dampak
  26. Felis temmincki Kucing emas
  27. Felis viverrinus Kucing bakau
  28. Helarctos malayanus Beruang madu
  29. Hylobatidae Owa, Kera tak berbuntut (semua jenis dari famili Hylobatidae)
  30. Hystrix brachyura Landak
  31. Iomys horsfieldi Bajing terbang ekor merah
  32. Lariscus hosei Bajing tanah bergaris
  33. Lariscus insignis Bajing tanah, Tupai tanah
  34. Lutra lutra Lutra
  35. Lutra sumatrana Lutra Sumatera
  36. Macaca brunnescens Monyet Sulawesi
  37. Macaca maura Monyet Sulawesi
  38. Macaca pagensis Bokoi, Beruk Mentawai
  39. Macaca tonkeana Monyet jambul
  40. Macrogalidea musschenbroeki Musang Sulawesi
  41. Manis javanica Trenggiling, Peusing
  42. Megaptera novaeangliae Paus bongkok
  43. Muntiacus muntjak Kidang, Muncak
  44. Mydaus javanensis Sigung
  45. Nasalis larvatus Kahau, Bekantan
  46. Neofelis nebulusa Harimau dahan
  47. Nesolagus netscheri Kelinci Sumatera
  48. Nycticebus coucang Malu-malu
  49. Orcaella brevirostris Lumba-lumba air tawar, Pesut
  50. Panthera pardus Macan kumbang, Macan tutul
  51. Panthera tigris sondaica Harimau Jawa
  52. Panthera tigris sumatrae Harimau Sumatera
  53. Petaurista elegans Cukbo, Bajing terbang
  54. Phalanger spp. Kuskus (semua jenis dari genus Phalanger)
  55. Pongo pygmaeus Orang utan, Mawas
  56. Presbitys frontata Lutung dahi putih
  57. Presbitys rubicunda Lutung merah, Kelasi
  58. Presbitys aygula Surili
  59. Presbitys potenziani Joja, Lutung Mentawai
  60. Presbitys thomasi Rungka
  61. Prionodon linsang Musang congkok
  62. Prochidna bruijni Landak Irian, Landak semut
  63. Ratufa bicolor Jelarang
  64. Rhinoceros sondaicus Badak Jawa
  65. Simias concolor Simpei Mentawai
  66. Tapirus indicus Tapir, Cipan, Tenuk
  67. Tarsius spp. Binatang hantu, Singapuar (semua jenis dari genus Tarsius)
  68. Thylogale spp. Kanguru tanah (semua jenis dari genus Thylogale)
  69. Tragulus spp. Kancil, Pelanduk, Napu (semua jenis dari genus Tragulus)
  70. Ziphiidae Lumba-lumba air laut (semua jenis dari famili Ziphiidae)
II. AVES (Burung)
  1. Accipitridae Burung alap-alap, Elang (semua jenis dari famili Accipitridae)
  2. Aethopyga exima Jantingan gunung
  3. Aethopyga duyvenbodei Burung madu Sangihe
  4. Alcedinidae Burung udang, Raja udang (semua jenis dari famili Alcedinidae)
  5. Alcippe pyrrhoptera Brencet wergan
  6. Anhinga melanogaster Pecuk ular
  7. Aramidopsis plateni Mandar Sulawesi
  8. Argusianus argus Kuau
  9. Bubulcus ibis Kuntul, Bangau putih
  10. Bucerotidae Julang, Enggang, Rangkong, Kangkareng (semua jenis dari famili Bucerotidae)
  11. Cacatua galerita Kakatua putih besar jambul kuning
  12. Cacatua goffini Kakatua gofin
  13. Cacatua moluccensis Kakatua Seram
  14. Cacatua sulphurea Kakatua kecil jambul kuning
  15. Cairina scutulata Itik liar
  16. Caloenas nicobarica Junai, Burung mas, Minata
  17. Casuarius bennetti Kasuari kecil
  18. Casuarius casuarius Kasuari
  19. 89 Casuarius unappenddiculatus Kasuari gelambir satu, Kasuari leher kuning
  20. Ciconia episcopus Bangau hitam, Sandanglawe
  21. Colluricincla megarhyncha Burung sohabe coklat
  22. Crocias albonotatus Burung matahari
  23. Ducula whartoni Pergam raja
  24. Egretta sacra Kuntul karang
  25. Egretta spp. Kuntul, Bangau putih (semua jenis dari genus Egretta)
  26. Elanus caerulleus Alap-alap putih, Alap-alap tikus
  27. Elanus hypoleucus Alap-alap putih, Alap-alap tikus
  28. Eos histrio Nuri Sangir
  29. Esacus magnirostris Wili-wili, Uar, Bebek laut
  30. Eutrichomyias rowleyi Seriwang Sangihe
  31. Falconidae Burung alap-alap, Elang (semua jenis dari famili Falconidae)
  32. Fregeta andrewsi Burung gunting, Bintayung
  33. Garrulax rufifrons Burung kuda
  34. Goura spp. Burung dara mahkota, Burung titi, Mambruk (semua jenis dari genus Goura)
  35. Gracula religiosa mertensi Beo Flores
  36. Gracula religiosa robusta Beo Nias
  37. Gracula religiosa venerata Beo Sumbawa
  38. Grus spp. Jenjang (semua jenis dari genus Grus)
  39. Himantopus himantopus Trulek lidi, Lilimo
  40. Ibis cinereus Bluwok, Walangkadak
  41. Ibis leucocephala Bluwok berwarna
  42. Lorius roratus Bayan
  43. Leptoptilos javanicus Marabu, Bangau tongtong
  44. Leucopsar rothschildi Jalak Bali
  45. Limnodromus semipalmatus Blekek Asia
  46. Lophozosterops javanica Burung kacamata leher abu-abu
  47. Lophura bulweri Beleang ekor putih
  48. Loriculus catamene Serindit Sangihe
  49. Loriculus exilis Serindit Sulawesi
  50. Lorius domicellus Nori merah kepala hitam
  51. Macrocephalon maleo Burung maleo
  52. Megalaima armillaris Cangcarang
  53. Megalaima corvina Haruku, Ketuk-ketuk
  54. Megalaima javensis Tulung tumpuk, Bultok Jawa
  55. Megapoddidae Maleo, Burung gosong (semua jenis dari famili Megapododae)
  56. Megapodius reintwardtii Burung gosong
  57. Meliphagidae Burung sesap, Pengisap madu (semua jenis dari famili Meliphagidae)
  58. Musciscapa ruecki Burung kipas biru
  59. Mycteria cinerea Bangau putih susu, Bluwok
  60. Nectariniidae Burung madu, Jantingan, Klaces (semua jenis dari famili Nectariniidae)
  61. Numenius spp. Gagajahan (semua jenis dari genus Numenius)
  62. Nycticorax caledonicus Kowak merah
  63. Otus migicus beccarii Burung hantu Biak
  64. Pandionidae Burung alap-alap, Elang (semua jenis dari famili Pandionidae)
  65. Paradiseidae Burung cendrawasih (semua jenis dari famili Paradiseidae)
  66. Pavo muticus Burung merak
  67. Pelecanidae Gangsa laut (semua jenis dari famili Pelecanidae)
  68. Pittidae Burung paok, Burung cacing (semua jenis dari famili Pittidae)
  69. Plegadis falcinellus Ibis hitam, Roko-roko
  70. Polyplectron malacense Merak kerdil
  71. Probosciger aterrimus Kakatua raja, Kakatua hitam
  72. Psaltria exilis Glatik kecil, Glatik gunung
  73. Pseudibis davisoni Ibis hitam punggung putih
  74. Psittrichas fulgidus Kasturi raja, Betet besar
  75. Ptilonorhynchidae Burung namdur, Burung dewata
  76. Rhipidura euryura Burung kipas perut putih, Kipas gunung
  77. Rhipidura javanica Burung kipas
  78. Rhipidura phoenicura Burung kipas ekor merah
  79. Satchyris grammiceps Burung tepus dada putih
  80. Satchyris melanothorax Burung tepus pipi perak
  81. Sterna zimmermanni Dara laut berjambul
  82. Sternidae Burung dara laut (semua jenis dari famili Sternidae)
  83. Sturnus melanopterus Jalak putih, Kaleng putih
  84. Sula abbotti Gangsa batu aboti
  85. Sula dactylatra Gangsa batu muka biru
  86. Sula leucogaster Gangsa batu
  87. Sula sula Gangsa batu kaki merah
  88. Tanygnathus sumatranus Nuri Sulawesi
  89. Threskiornis aethiopicus Ibis putih, Platuk besi
  90. Trichoglossus ornatus Kasturi Sulawesi
  91. Tringa guttifer Trinil tutul
  92. Trogonidae Kasumba, Suruku, Burung luntur
  93. Vanellus macropterus Trulek ekor putih
III. REPTILIA (Melata)
  1. Batagur baska Tuntong
  2. Caretta caretta Penyu tempayan
  3. Carettochelys insculpta Kura-kura Irian
  4. Chelodina novaeguineae Kura Irian leher panjang
  5. Chelonia mydas Penyu hijau
  6. Chitra indica Labi-labi besar
  7. Chlamydosaurus kingii Soa payung
  8. Chondropython viridis Sanca hijau
  9. Crocodylus novaeguineae Buaya air tawar Irian
  10. Crocodylus porosus Buaya muara
  11. Crocodylus siamensis Buaya siam
  12. Dermochelys coriacea Penyu belimbing
  13. Elseya novaeguineae Kura Irian leher pendek
  14. Eretmochelys imbricata Penyu sisik
  15. Gonychephalus dilophus Bunglon sisir
  16. Hydrasaurus amboinensis Soa-soa, Biawak Ambon, Biawak pohon
  17. Lepidochelys olivacea Penyu ridel
  18. Natator depressa Penyu pipih
  19. Orlitia borneensis Kura-kura gading
  20. Python molurus Sanca bodo
  21. Phyton timorensis Sanca Timor
  22. Tiliqua gigas Kadal Panan
  23. Tomistoma schlegelii Senyulong, Buaya sapit
  24. Varanus borneensis Biawak Kalimantan
  25. Varanus gouldi Biawak coklat
  26. Varanus indicus Biawak Maluku
  27. Varanus komodoensis Biawak komodo, Ora
  28. Varanus nebulosus Biawak abu-abu
  29. Varanus prasinus Biawak hijau
  30. Varanus timorensis Biawak Timor
  31. Varanus togianus Biawak Togian
IV. INSECTA (Serangga)
  1. Cethosia myrina Kupu bidadari
  2. Ornithoptera chimaera Kupu sayap burung peri
  3. Ornithoptera goliath Kupu sayap burung goliat
  4. Ornithoptera paradisea Kupu sayap burung surga
  5. Ornithoptera priamus Kupu sayap priamus
  6. Ornithoptera rotschldi Kupu burung rotsil
  7. Ornithoptera tithonus Kupu burung titon
  8. Trogonotera brookiana Kupu trogon
  9. Troides amphrysus Kupu raja
  10. Troides andromanche Kupu raja
  11. Troides criton Kupu raja
  12. Troides haliphron Kupu raja
  13. Troides helena Kupu raja
  14. Troides hypolitus Kupu raja
  15. Troides meoris Kupu raja
  16. Troides miranda Kupu raja
  17. Troides plato Kupu raja
  18. Troides rhadamantus Kupu raja
  19. Troides riedeli Kupu raja
  20. Troides vandepolli Kupu raja
V. PISCES (Ikan)
  1. Homaloptera gymnogaster Selusur Maninjau
  2. Latimeria chalumnae Ikan raja laut
  3. Notopterus spp. Belida Jawa, Lopis Jawa (semua jenis dari genus Notopterus)
  4. Pritis spp. Pari Sentani, Hiu Sentani (semua jenis dari genus Pritis)
  5. Puntius microps Wader goa
  6. Scleropages formasus Peyang malaya, Tangkelasa
  7. Scleropages jardini Arowana Irian, Peyang Irian, Kaloso
VI. ANTHOZOA
  1. Anthiphates spp. Akar bahar, Koral hitam (semua jenis dari genus Anthiphates)
VII. BIVALVIA
  1. Birgus latro Ketam kelapa
  2. Cassis cornuta Kepala kambing
  3. Charonia tritonis Triton terompet
  4. Hippopus hippopus Kima tapak kuda, Kima kuku beruang
  5. Hippopus porcellanus Kima Cina
  6. Nautilus popillius Nautilus berongga
  7. Tachipleus gigas Ketam tapak kuda
  8. Tridacna crocea Kima kunia, Lubang
  9. Tridacna derasa Kima selatan
  10. Tridacna gigas Kima raksasa
  11. Tridacna maxima Kima kecil
  12. Tridacna squamosa Kima sisik, Kima seruling
  13. Trochus niloticus Troka, Susur bundar
  14. Turbo marmoratus Batu laga, Siput hijau

TUMBUHAN
I. PALMAE
  1. Amorphophallus decussilvae Bunga bangkai jangkung
  2. Amorphophallus titanum Bunga bangkai raksasa
  3. Borrassodendron borneensis Bindang, Budang
  4. Caryota no Palem raja/Indonesia
  5. Ceratolobus glaucescens Palem Jawa
  6. Cystostachys lakka Pinang merah Kalimantan
  7. Cystostachys ronda Pinang merah Bangka
  8. Eugeissona utilis Bertan
  9. Johanneste ijsmaria altifrons Daun payung
  10. Livistona spp. Palem kipas Sumatera (semua jenis dari genus Livistona)
  11. Nenga gajah Palem Sumatera
  12. Phoenix paludosa Korma rawa
  13. Pigafatta filaris Manga
  14. Pinanga javana Pinang Jawa
II. RAFFLESSIACEA
  1. Rafflesia spp. Rafflesia, Bunga padma (semua jenis dari genus Rafflesia)
III. ORCHIDACEAE
  1. Ascocentrum miniatum Anggrek kebutan
  2. Coelogyne pandurata Anggrek hitan
  3. Corybas fornicatus Anggrek koribas
  4. Cymbidium hartinahianum Anggrek hartinah
  5. Dendrobium catinecloesum Anggrek karawai
  6. Dendrobium d’albertisii Anggrek albert
  7. Dendrobium lasianthera Anggrek stuberi
  8. Dendrobium macrophyllum Anggrek jamrud
  9. Dendrobium ostrinoglossum Anggrek karawai
  10. Dendrobium phalaenopsis Anggrek larat
  11. Grammatophyllum papuanum Anggrek raksasa Irian
  12. Grammatophyllum speciosum Anggrek tebu
  13. Macodes petola Anggrek ki aksara
  14. Paphiopedilum chamberlainianum Anggrek kasut kumis
  15. Paphiopedilum glaucophyllum Anggrek kasut berbulu
  16. Paphiopedilum praestans Anggrek kasut pita
  17. Paraphalaenopsis denevei Anggrek bulan bintang
  18. Paraphalaenopsis laycockii Anggrek bulan Kaliman Tengah
  19. Paraphalaenopsis serpentilingua Anggrek bulan Kaliman Barat
  20. Phalaenopsis amboinensis Anggrek bulan Ambon
  21. Phalaenopsis gigantea Anggrek bulan raksasa
  22. Phalaenopsis sumatrana Anggrek bulan Sumatera
  23. Phalaenopsis violacose Anggrek kelip
  24. Renanthera matutina Anggrek jingga
  25. Spathoglottis zurea Anggrek sendok
  26. Vanda celebica Vanda mungil Minahasa
  27. Vanda hookeriana Vanda pensil
  28. Vanda pumila Vanda mini
  29. Vanda sumatrana Vanda Sumatera
IV. NEPHENTACEAE
  1. Nephentes spp. Kantong semar (semua jenis dari genus Nephentes)
V. DIPTEROCARPACEAE
  1. Shorea stenopten Tengkawang
  2. Shorea stenoptera Tengkawang
  3. Shorea gysberstiana Tengkawang
  4. Shorea pinanga Tengkawang
  5. Shorea compressa Tengkawang
  6. Shorea semiris Tengkawang
  7. Shorea martiana Tengkawang
  8. Shorea mexistopteryx Tengkawang
  9. Shorea beccariana Tengkawang
  10. Shorea micrantha Tengkawang
  11. Shorea palembanica Tengkawang
  12. Shorea lepidota Tengkawang
  13. Shorea singkawang Tengkawang

~~Situs dunia tumbuhan..Plantamor~~

HOT LINKS

ARTIKEL

01/11/2011
Woodii

01/06/2011
Tips Menaman dan Merawat Sikas Encephalartos Yang Baik

01/04/2011
Tips Penting Sebelum Membeli Sikas Afrika

01/03/2011
Artis Mancanegara Penggemar Sikas

Semua...

~~Tata nama Biologi...Wikipedia~~

Tata nama biologi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
(Dialihkan dari Tatanama biologi)
Langsung ke: navigasi, cari
Tata nama dalam biologi telah mengalami perubahan berkali-kali semenjak manusia mencatat berbagai jenis organisme. Plinius dari masa Kekaisaran Romawi telah menulis sejumlah nama tumbuhan dan hewan dalam ensiklopedia yang dibuatnya dalam bahasa Latin. Sistem penamaan organisme selanjutnya selalu menggunakan bahasa Latin dalam tradisi pencatatan Eropa. Hingga sekarang sukar dijumpai sistem penulisan nama organisme yang dipakai dalam tradisi Arab atau Tiongkok. Kemungkinan dalam tradisi ini penulisan nama menggunakan nama setempat (nama lokal). Keadaan berubah setelah cara penamaan yang lebih sistematik diperkenalkan oleh Carolus Linnaeus dalam kitab yang ditulisnya, Systema Naturae ("Sistematika Alamiah").

Daftar isi

[sembunyikan]

[sunting] Tata nama binomial

Tata nama binomial (binomial berarti 'dua nama') merupakan aturan penamaan baku bagi semua organisme (makhluk hidup) yang terdiri dari dua kata dari sistem taksonomi (biologi), dengan mengambil nama genus dan nama spesies. Nama yang dipakai adalah nama baku yang diberikan dalam bahasa Latin atau bahasa lain yang dilatinkan. Aturan ini pada awalnya diterapkan untuk fungi, tumbuhan dan hewan oleh penyusunnya (Carolus Linnaeus), namun kemudian segera diterapkan untuk bakteri pula. Sebutan yang disepakati untuk nama ini adalah 'nama ilmiah' (scientific name). Awam seringkali menyebutnya sebagai "nama latin" meskipun istilah ini tidak tepat sepenuhnya, karena sebagian besar nama yang diberikan bukan istilah asli dalam bahasa latin melainkan nama yang diberikan oleh orang yang pertama kali memberi pertelaan atau deskripsi (disebut deskriptor) lalu dilatinkan.
Penamaan organisme pada saat ini diatur dalam Peraturan Internasional bagi Tata Nama Botani (ICBN) bagi tumbuhan, beberapa alga, fungi, dan lumut kerak, serta fosil tumbuhan; Peraturan Internasional bagi Tata Nama Zoologi (ICZN) bagi hewan dan fosil hewan; dan Peraturan Internasional bagi Tata Nama Prokariota (ICNP). Aturan penamaan dalam biologi, khususnya tumbuhan, tidak perlu dikacaukan dengan aturan lain yang berlaku bagi tanaman budidaya (Peraturan Internasional bagi Tata Nama Tanaman Budidaya, ICNCP).

[sunting] Aturan penulisan

  • Aturan penulisan dalam tatanama binomial selalu menempatkan nama ("epitet" dari epithet) genus di awal dan nama ("epitet") spesies mengikutinya.
  • Nama genus SELALU diawali dengan huruf kapital (huruf besar, uppercase) dan nama spesies SELALU diawali dengan huruf biasa (huruf kecil, lowercase).
  • Penulisan nama ini tidak mengikuti tipografi yang menyertainya (artinya, suatu teks yang semuanya menggunakan huruf kapital/balok, misalnya pada judul suatu naskah, tidak menjadikan penulisan nama ilmiah menjadi huruf kapital semua) kecuali untuk hal berikut:
1. Pada teks dengan huruf tegak (huruf latin), nama ilmiah ditulis dengan huruf miring (huruf italik), dan sebaliknya. Contoh: Glycine soja, Pavo muticus. Perlu diperhatikan bahwa cara penulisan ini adalah konvensi yang berlaku saat ini sejak awal abad ke-20. Sebelumnya, seperti yang dilakukan pula oleh Carolus Linnaeus, nama atau epitet spesies diawali dengan huruf besar jika diambil dari nama orang atau tempat.
2. Pada teks tulisan tangan, nama ilmiah diberi garis bawah yang terpisah untuk nama genus dan nama spesies.
  • Nama lengkap (untuk hewan) atau singkatan (untuk tumbuhan) dari deskriptor boleh diberikan di belakang nama spesies, dan ditulis dengan huruf tegak (latin) atau tanpa garis bawah (jika tulisan tangan). Jika suatu spesies digolongkan dalam genus yang berbeda dari yang berlaku sekarang, nama deskriptor ditulis dalam tanda kurung. Contoh: Glycine max Merr., Passer domesticus (Linnaeus, 1978) — yang terakhir semula dimasukkan dalam genus Fringilla, sehingga diberi tanda kurung (parentesis).
  • Pada penulisan teks yang menyertakan nama umum/trivial, nama ilmiah biasanya menyusul dan diletakkan dalam tanda kurung.
Contoh pada suatu judul: "PENGUJIAN DAYA TAHAN KEDELAI (Glycine max Merr.) TERHADAP BEBERAPA TINGKAT SALINITAS". (Penjelasan: Merr. adalah singkatan dari deskriptor (dalam contoh ini E.D. Merrill) yang hasil karyanya diakui untuk menggambarkan Glycine max. Nama Glycine max diberikan dalam judul karena ada spesies lain, Glycine soja, yang juga disebut kedelai.).
  • Nama ilmiah ditulis lengkap apabila disebutkan pertama kali. Penyebutan selanjutnya cukup dengan mengambil huruf awal nama genus dan diberi titik lalu nama spesies secara lengkap. Contoh: Tumbuhan dengan bunga terbesar dapat ditemukan di hutan-hutan Bengkulu, yang dikenal sebagai padma raksasa (Rafflesia arnoldii). Di Pulau Jawa ditemukan pula kerabatnya, yang dikenal sebagai R. patma, dengan ukuran bunga yang lebih kecil.
Sebutan E. coli atau T. rex berasal dari konvensi ini.
  • Singkatan "sp." (zoologi) atau "spec." (botani) digunakan jika nama spesies tidak dapat atau tidak perlu dijelaskan. Singkatan "spp." (zoologi dan botani) merupakan bentuk jamak. Contoh: Canis sp., berarti satu jenis dari genus Canis; Adiantum spp., berarti jenis-jenis Adiantum.
  • Sering dikacaukan dengan singkatan sebelumnya adalah "ssp." (zoologi) atau "subsp." (botani) yang menunjukkan subspesies yang belum diidentifikasi. Singkatan ini berarti "subspesies", dan bentuk jamaknya "sspp." atau "subspp."
  • Singkatan "cf." (dari confer) dipakai jika identifikasi nama belum pasti. Contoh: Corvus cf. splendens berarti "sejenis burung mirip dengan gagak (Corvus splendens) tapi belum dipastikan sama dengan spesies ini".
  • Penamaan fungi mengikuti penamaan tumbuhan.
  • Tatanama binomial dikenal pula sebagai "Sistem Klasifikasi Binomial".

[sunting] Tatanama trinomial

Penamaan biologi dapat diperluas hingga tingkat di bawah spesies (subspesies). Dalam zoologi penamaan ini disebut "trinomen" sedangkan di bidang botani penamaan ini disebut "trinomial".

[sunting] Lihat pula

[sunting] Pranala luar

Peralatan pribadi
Ruang nama
Varian
Tindakan