Total Tayangan Halaman

Sabtu, 24 November 2012

Mengajar dan Mendidik dengan Hati

Rasa kasih sayang pada anak didik menimbulkan rasa aman pada mereka. Ketika kegiatan belajar mengajar berlangsug, mereka merasa bahagia dan senang melakuakan apapun yang ditugaskan guru. Karena perasaan sayang pada gurunya, mereka tidak mau gurunya sedih karena kenakalannya. Ini terutama ketika kita sebagai guru mengajar di kelas rendah, kelas I misalnya. Mereka akan bermanja-manja pada kita selayaknya pada orang tuanya sendiri. Di sanalah kita bisa menerapkan segala yang kita inginkan untuk merubah prilaku mereka sesuai dengan tujuan pendidikan yang dicanangkan pemerintah. Ketelatenan kita pada mereka sangat diperlukan, kesabaran, kepedulian layaknya orang tua di rumah sangat mereka harapkan. Kita sebagai guru harus bisa menarik simpati mereka sehingga betah di sekolah. Belakangan ini banyak sekali anak-anak yang kurang perhatian di rumahnya karena kesibukan kedua orang tua mereka. Tidak heran kalau banyak sekali permasalahan yang terjadi pada mereka, misalnya suka berkelahi, suka bolos sekolah karena mereka tahu orang tuanya mereka tidak ada di rumah. Mereka berangkat sekolah dari rumah diantar ibu atau bapaknya ke sekolah. Setelah ibu bapaknya pergi si anak juga pergi misalnya menghabiskan waktu di warnet dan pulang ketika jam sekolah selesai. Jadi disangka sama orang tuanya mereka belajar di sekolah. Kita sebagai guru harus ekstra dalam memantau kehadiran siswa jangan sampai kecolongan, kontak sama orang tua sangat diperlukan untuk mencegah hal-hal yang tak didinginkan terjadi pada anak didik kita. Tantangan untuk kita sebagai guru adalah menciptakan suasana supaya anak betah di sekolah, jangan sampai mereka merasa tertekan, bosan, takut bahkan merasa terbebani dengan banyak tugas. Ini adalah yang harus kita cari solusinya, mungkin inilah yang pemerintah harapkan dari kita-kita sebagai guru untuk melaksanakan tugas sebagai guru profesional, sanggupkah kita? Kita pasti bisa! Mengajar dan mendidik dengan hati sangat diperlukan untuk mengubah karakter mereka supaya lebih baik. Sanggupkah kita sebagai guru menciptakan suasana yang menjadikan anak betah di sekolah? ayo kita berusaha dengan memohon bantuan para pakar pendidikan. Guru kelas I yang kadang-kadang diremehkan, misalnya kekurangan jam mengajar, padahal mereka mempunyai peranan penting dalam mengasuh anak layaknya di rumah, penuh kasih sayang, sabar, menciptakan suasana senang sehingga anak lupa pada orang tuanya sehingga tidak ingin cepat pulang. Mereka mampu membuat susana hati anak nyaman di pangkuan mereka, sehingga tidak sulit lagi para orang tua untuk membujuk anaknya pergi sekolah karena mereka akan rindu pada bu gurunya yang baik dan menyenangkan. Selamat pada guru kelas I yang sudah sekuat tenaga sampai bercucuran keringat mengasuh anak-anak yang walaupun hanya 2 jam dalam sehari tapi sangat menguras tenaga, semoga menjadi amal baik dan menjadikan anak didik kita anak yang sholeh dan sholehah, Amin. Ditulis oleh: Haryati Penulis adalah pengajar di SDN Nagrog Cicalengka. Dalam kurun waktu 30 tahun mengajar dan diberikan tugas hampir separuh masa kerja itu di kelas I . Penulis dapat ditemui @HARYATI25818334 di twitter dan blognya http://catatan-haryati.blogspot.com Sumber: http://www.sekolahdasar.net/2012/11/mengajar-dan-mendidik-dengan-hati.html#ixzz2D9NepLIJ

Kurikulum 2013 Berbasis Tematik Membuat Buku SD Banyak Berubah

Untuk jejang sekolah dasar (SD) kurikulum baru berbasis tematik integratif yang diberlakukan pada Juni 2013 hampir merombak keseluruhan sistem pembelajaran. Perubahan kurikulum ini tentu juga berdampak pada buku-buku pelajaran yang digunakan oleh para siswa SD. Pendekatan tematik integratif ini membuat siswa tingkat SD akan belajar sesuai dengan tema yang akan menjadi penggerak mata pelajaran yang lain. Terkait hal itu Pusat Kurikulum dan Perbukuan Kemdikbud telah menyiapkan berbagai model buku untuk keperluan kurikulum 2013 ini. Di antara semua jenjang, buku pelajaran tingkat SD yang mengalami banyak perubahan besar. Pada kurikulum baru masing-masing kelas akan disediakan banyak tema. Umumnya tiap tingkatan kelas mempunyai delapan tema berbeda. Tema yang sudah dipilih itu harus selesai diajarkan dalam jangka waktu satu tahun. Guru yang menentukan atau memilih teknis pengajaran maupun durasi pembelajaran satu tema. Satu tema yang diangkat oleh guru dapat diintegrasikan pada enam mata pelajaran wajib yang ditentukan yaitu Agama, PPKn, Matematika, bahasa Indonesia, Seni Budaya dan Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Kurikulum baru SD ini menekankan aspek kognitif, afektif, psikomotorik melalui penilaian berbasis test dan portofolio yang saling melengkapi. Perubahan kurikulum baru yang hampir merombak seluruh sistem pembelajaran di jenjang sekolah dasar. Dengan banyaknya buku pelajaran SD yang akan berubah akan membuat khawatir orang tua. Meskipun ada wacana pemberian buku pelajaran gratis, toh juga sulit menemukan yang benar-benar tanpa membayar. Para guru memiliki banyak pekerjaan rumah untuk melaksanakan sistem yang baru sehingga membuat kurikulum ini dapat mencapai tujuannya terhadap siswa. (/KS) Sumber: http://www.sekolahdasar.net/2012/11/kurikulum-2013-berbasis-tematik-membuat.html#ixzz2D9LOq6Yp

Yang Harus Dilakukan Calon Peserta Sertifikasi Guru 2013 Sumber: http://www.sekolahdasar.net/2012/11/yang-harus-dilakukan-calon-peserta.html#ixzz2D9KoTDhH

Perangkingan calon peserta sertifikasi guru dilakukan oleh sistem yang terintegrasi dengan data base NUPTK dan dipublikasikan secara online. Daftar calon peserta sertifikasi guru yang ditampilkan sesuai dengan data yang tersimpan dalam data NUPTK yang diurutkan berdasar kriteria: (1) usia, (2) umur, (3) pangkat dan golongan. Bagi guru yang belum bersertifikat pendidik ada beberapa aktivitas yang harus Anda lakukan sebagai calon peserta sertifikasi guru, yaitu: 1. Cek dalam daftar calon peserta di http://sergur.kemdiknas.go.id menggunakan tombol pencarian dengan memasukkan NUPTK 2. Jika nama Anda termasuk dalam daftar calon peserta segera hubungi dinas pendidikan setempat untuk mendapatkan Format A0 3. Mengoreksi dan memperbaiki data pada Format A0 (data ini tidak boleh salah karena kemudian akan digunakan sebagai acuan untuk sertifikat pendidik) Data yang dikoreksi adalah nama lengkap harus sesuai dengan dokumen lainnya (ijasah atau SK PNS); golongan (bagi PNS); tempat dan tanggal lahir; ijasah, tahun lulus, dan nama perguruan tinggi; nama sekolah tempat mengajar. Dokumen yang dijadikan acuan verifikasi nama dan tempat tanggal lahir peserta bagi guru PNS adalah SK PNS, sedangkan bagi guru bukan PNS adalah ijasah terakhir dari perguruan tinggi. 4. Mengisi pola sertifikasi yang dipilih. Pola portofolio bagi guru yang memiliki dan memenuhi skor minimal portofolio (kuota maksimal 1%). Pola PLPG bagi guru yang tidak memenuhi skor minimal portofolio. Pola pemberian sertifikat secara langsung (PSPL) bagi guru yang telah memenuhi syarat PSPL. 5. Menetapkan bidang studi yang akan disertifikasi Bidang studi tersebut harus ditetapkan sendiri oleh guru yang bersangkutan sesuai dengan kompetensi yang dikuasainya. Harus disadari oleh guru bahwa bidang studi ini akan terus melekat dalam tugas mengajar yang akan dilaksanakan oleh guru selama guru tersebut mengajar. Dengan kata lain, guru harus konsisten dengan pilihannya secara profesional karena guru harus mengajarkan bidang studi atau mata pelajaran tersebut selama bertugas sebagai guru. Penetapan bidang studi sertifikasi mengikuti ketentuan sebagai berikut: sesuai dengan program studi S-1 (linier), apabila tidak sesuai (tidak linier) dengan program studi S-1, dapat menggunakan program studi D-III, apabila tidak sesuai (tidak linier) dengan program studi S-1 dan program studi D-III, guru dapat menetapkan bidang studi yang serumpun dengan program studi S-1 dan D-III, apabila tidak sesuai (tidak linier) dengan program studi S-1 dan program studi D-III, guru dapat menetapkan bidang studi sertifikasi sesuai dengan mata pelajaran, rumpun mata pelajaran, atau satuan pendidikan yang diampunya, dan harus memiliki masa kerja minimal sudah 5 tahun berturut-turut mengajar mata pelajaran tersebut. 6. Mengumpulkan berkas/dokumen/portofolio ke Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota Tergantung pola sertifikasi yang dipilih, yaitu ada:Pola PSPL, Pola PF mengumpulkan Portofolio, dan Pola PLPG. Peserta yang memilih pola PLPG secara langsung harus menyerahkan berkas sebagai berikut. Format A1 yang telah ditandatangani oleh LPMP. Fotokopi Ijazah S-1 atau D-IV, serta Ijazah S-2 dan atau S-3 (bagi yang memiliki) dan disahkan oleh perguruan tinggi yang mengeluarkan, Fotokopi SK pangkat/golongan terakhir yang telah dilegalisasi oleh atasan langsung (bagi PNS) Fotokopi SK pengangkatan sebagai guru sejak pertama menjadi guru sampai dengan SK terakhir yang disahkan oleh pejabat terkait, Fotokopi SK mengajar dari Kepala Sekolah yang disahkan oleh atasan, dan Pasfoto terbaru berwarna (enam bulan terakhir dan bukan polaroid) ukuran 3x4 cm sebanyak 4 lembar, di bagian belakang setiap pasfoto ditulis identitas peserta (nama, nomor peserta, dan satminkal). 7. Memantau proses penetapan peserta melalui website www.sergur.pusbangprodik.org 8. Menerima Format A1 berisi nomor peserta sebagai bukti terdaftar sebagai peserta sertifikasi guru 9. Mencari informasi tentang pelaksanaan uji kompetensi awal (bagi peserta PLPG) ke Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota masing-masing Sumber: http://sergur.kemdiknas.go.id/index.php?pg=news Sumber: http://www.sekolahdasar.net/2012/11/yang-harus-dilakukan-calon-peserta.html#ixzz2D9Ky1H8z

Peserta Sertifikasi Guru 2013

Tahun 2013 ini merupakan tahun ketujuh pelaksanaan sertifikasi guru yang telah dilaksanakan sejak tahun 2007. Untuk mendapatkan hasil yang lebih baik dilakukan upaya perbaikan penyelenggaraan sertifikasi guru terus dilakukan dari tahun ke tahun. Sertifikasi guru tahun 2013 ada beberapa perubahan baik mekanisme penyelenggaraan maupun proses penetapan peserta. Perubahan pada proses penetapan peserta yaitu penetapan peserta sertifikasi guru 2013 dilaksanakan setelah selesai uji kompetensi awal yang diikuti seluruh guru yang belum bersertifikat pendidik dan telah memenuhi persyaratan. Penetapan sasaran atau kuota peserta sertifikasi guru 2013 berdasarkan keseimbangan usia dan keadilan proporsional jumlah peserta antar provinsi. Perangkingan calon peserta sertifikasi guru dilakukan oleh sistem yang terintegrasi dengan data base NUPTK dan dipublikasikan secara online. Urutan Prioritas Penetapan Peserta Sertifikasi Guru 2013 Guru yang dapat langsung menjadi peserta sertifikasi guru 2013 adalah sebagai berikut. a. Semua guru yang diangkat dalam jabatan pengawas yang memenuhi persyaratan dan belum memiliki sertifikat pendidik. b. Guru dan kepala sekolah berprestasi peringkat 1 tingkat provinsi atau peringkat 1, 2, dan 3 tingkat nasional, atau guru yang mendapat penghargaan internasional yang belum mengikuti sertifikasi guru dalam jabatan pada tahun 2007 s.d 2012. c. Semua guru yang mengajar di daerah perbatasan, terdepan, terluar yang memenuhi persyaratan, d. Guru yang lulus diklat pasca Uji Kompetensi Awal tahun 2012, e. Peserta luncuran yaitu peserta sertifikasi tahun 2012 yang tidak hadir dan peserta yang hadir tetapi tidak mampu menyelesaikan PLPG dengan alasan yang dapat dipertanggungjawabkan. Guru lainnya yang tidak termasuk ketentuan di atas ditetapkan sebagai peserta sertifikasi guru berdasarkan kriteria urutan prioritas sebagai berikut: (1) usia, (2) masa kerja, (3) pangkat dan golongan. Bagi Bapak Ibu yang ingin melihat rangking calon peserta sertifikasi guru 2013, caranya bisa dilihat di sini. Sumber: http://www.sekolahdasar.net/2012/11/peserta-sertifikasi-guru-2013.html#ixzz2D9KOKxGm

Download Kisi-kisi Ujian Nasional UN SD/MI 2013

Kemendikbud melalui Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) akhirnya merilis kisi-kisi soal Ujian Nasional (UN) 2013 mulai untuk tingkat Sekolah Dasar (SD) sampai Sekolah Menengah Atas (SMA). Sepertinya tahun lalu, kisi-kisi UN SD/MI ini mencangkup 3 mata pelajaran, yaitu Bahasa Indonesia, Matematika, dan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Perkiraan soal UN 2013 untuk jenjang SD ini sudah bisa didapatkan (didownload). Kisi-kisi soal UN SD/MI/SDLB 2013 yang digunakan sebagai acuan dalam penyusunan soal UN 2013 ini terdiri beberapa kompetensi yang dijabarkan menjadi beberapa indikator yang kemudian akan digunakan dasar pembuatan soal UN 2013. Berikut contoh kompetensi dan indikator pada kisi-kisi UN SD/MI 2013: KISI-KISI UJIAN NASIONAL BAHASA INDONESIA SD/MI 2013 Disajikan petunjuk penggunaan obat, siswa dapat menjelaskan penggunaan obat sesuai dengan tingkatan umur. Disajikan petunjuk penggunaan sebuah produk yang diacak, siswa dapat mengurutkan dengan susunan yang tepat. Disajikan rubrik khusus surat pembaca, siswa dapat menentukan kalimat saran dengan tepat. KISI-KISI UJIAN NASIONAL MATEMATIKA SD/MI 2013 Siswa dapat menentukan hasil operasi hitung campuran bilangan cacah Siswa dapat menyelesaikan soal cerita yang berkaitan dengan operasi hitung campuran bilangan cacah Siswa dapat menentukan hasil operasi hitung campuran bilangan bulat KISI-KISI UJIAN NASIONAL IPA SD/MI 2013 Siswa dapat menjelaskan fungsi dari ciri khusus pada hewan/tumbuhan tertentu Disajikan contoh beberapa tumbuhan/hewan dalam satu kelompok, siswa dapat menentukan dasar pengelompokan dari tumbuhan/hewan tersebut Siswa dapat menjelaskan manfaat hewan/tumbuhan bagi kehidupan manusia/lingkungan Cara Download Kisi-kisi Ujian Nasional UN SD/MI 2013 Kisi-kisi UN SD/MI/SDLB 2013 yang sudah dikeluarkan oleh BNSP bisa didownload (unduh) dengan mengikuti langkah-langkah berikut: 1. Kunjungi link ini KISI-KISI UN SD/MI/SDLB 2013 2. Klik ikon disket yang ada di pojok kiri atas 3. Kisi-kisi UN SD/MI/SDLB 2013 simpan dalam komputer Anda Dengan Bapak Ibu mendapatkan Kisi-kisi UN SD/MI 2013 ini dengan 'mendownloadnya', guru dapat segera memanfaatkan kisi-kisi UN tersebut sebagai acuan untuk mengajarkan materi yang sesuai kepada peserta didiknya. Materi yang dimuat dalam kisi-kisi UN SD/MI dan akan diujikan dalam UN 2013 tahun depan pun tidak jauh berbeda dengan kisi-kisi soal UN SD/MI 2012. Sumber: http://www.sekolahdasar.net/2012/11/download-kisi-kisi-ujian-nasional-un-sd-mi-2013.html#ixzz2D9Jkk628

Membuat Membaca Lebih Menyenangkan untuk Anak

Menumbuh minat membaca untuk anak-anak usia awal terkadang tidaklah mudah. Membaca sebagai salah satu kegiatan berbahasa perlu ditanamkan anak sejak dini. Menumbuhkan minat baca kepada anak tidak hanya dengan memberikannya bertumpuk-tumpuk buku kepadanya. Tetapi diperlukan kiat-kiat agar anak bisa terdorong keinginannya untuk membaca. Membuat suasana membaca yang menyenangkan, anak akan senang menjalani aktivitas ini. Membaca dengan suara keras dapat menimbulkan kegembiraan, bukan hanya bagi guru atau orangtua, tetapi seluruh anggota keluarga. Ini beberapa tips yang bisa kita terapkan untuk mengajarkan membaca bagi anak: 1. Bacalah dengan sedikit "drama" dan penuh keceriaan. Gunakan suara yang berbeda untuk karakter yang berbeda dari sebuah cerita. Gunakan nama anak sebagai nama salah satu karakter. Buatlah seolah-olah seperti boneka tangan dan gunakan mereka untuk memperagakan cerita-cerita yang kita bacakan. 2. Bacalah berulang-ulang cerita yang disukai anak sebanyak yang mereka inginkan. Pilih buku dari pengarang yang memang ceritanya bisa dinikmati oleh anak. 3. Baca cerita dengan mengulang bagian-bagian tertentu dan merangsang anak untuk turut bergabung dalam cerita tersebut. 4. Tunjukkan pada mereka kata-kata atau bagian yang tengah kita baca. Cara ini akan membantu anak terhubung dengan kata-kata yang mereka dengar dengan apa yang kita katakan dan apa yang ada di dalam buku. 5. Baca apa saja, misalnya, cerita, puisi, buku informasi, artikel di majalah dan surat kabar, serta komik. 6. Mintalah kepada anggota keluarga atau teman-teman kita untuk memberikan buku sebagai hadiah. 7. Ajaklah anak ke perpustakaan dan menonton CD interaktif dan internet, sesering kita mengajaknya membaca buku. 8. Berikan anak untuk berlangganan majalah yang sesuai. Mereka pasti akan senang saat kiriman majalah tiba! Dengan membuat suasana yang menyenangkan, anak akan terbiasa dengan kegiatan membaca yang menyenangkan pula. Dengan rajin membaca, akan membantu anak untuk membuka pengetahuan-pengetahuan baru. Tentu juga akan semakin pintar. Sumber: http://www.sekolahdasar.net/2012/08/membuat-membaca-lebih-menyenangkan.html#ixzz2D9GcyiR0

Mengelola Kelas dengan Profesional

Kelas adalah taman belajar bagi anak, tempat mereka tumbuh dan berkembangnya fisik, intelektual dan emosional anak. Di kelas, segala aspek pendidikan pengajaran bertemu dan berproses. Guru dengan segala kemampuannya, anak dengan segala latar belakang dan sifat-sifat individualnya; kurikulum dengan segala komponennya; dan materi serta sumber pelajaran dengan segala pokok bahasanya bertemu dan berpadu serta berinteraksi di kelas. Salah satu ciri guru yang profesional adalah guru yang mampu mengelola kelas dengan baik. Tingkah laku dan perbuatan anak selalu berubah. Hari ini anak dapat belajar dengan baik dan tenang, tetapi besok belum tentu. Kemarin terjadi persaingan yang sehat dalam kelompok, sebaliknya di masa mendatang boleh jadi persaingan itu menjadi kurang sehat. Kelas selalu dinamis dalam bentuk perilaku, perbuatan, sikap, mental, dan emosional anak. Oleh sebab itu sudah selayaknyalah kelas dikelola dengan profesional. Djamarah (2006:185) menyebutkan untuk memperkecil masalah gangguan dalam pengelolaan kelas, sehingga tercipta iklim kelas yang aktif, kreatif dan menyenangkan dapat dipergunakan prinsip-prinsip pengelolaan kelas sebagai berikut. 1). Hangat dan Antusias Hangat dan Antusias diperlukan dalam proses belajar mengajar. Guru yang hangat dan akrab pada anak didik selalu menunjukkan antusias pada tugasnya atau pada aktifitasnya akan berhasil dalam mengimplementasikan pengelolaan kelas. 2). Tantangan Penggunaan kata-kata, tindakan, cara kerja, atau bahan-bahan yang menantang akan meningkatkan gairah anak untuk belajar sehingga mengurangi kemungkinan munculnya tingkah laku yang menyimpang. 3). Bervariasi Penggunaan alat atau media, gaya mengajar guru, pola interaksi antara guru dan anak didik akan mengurangi munculnya gangguan, meningkatkan perhatian anak. Kevariasian ini merupakan kunci untuk tercapainya pengelolaan kelas yang efektif dan menghindari kejenuhan. 4). Keluwesan Keluwesan tingkah laku guru untuk mengubah strategi mengajarnya dapat mencegah kemungkinan munculnya gangguan anak serta menciptakan iklim belajar mengajar yang efektif. Keluwesan pengajaran dapat mencegah munculnya gangguan seperti keributan anak, tidak ada perhatian, tidak mengerjakan tugas dan sebagainya. 5). Penekanan pada Hal-Hal yang Positif Pada dasarnya dalam mengajar dan mendidik, guru harus menekankan pada hal-hal yang positif dan menghindari pemusatan perhatian pada hal-hal yang negatif. Penekanan pada hal-hal yang positif yaitu penekanan yang dilakukan guru terhadap tingkah laku anak yang positif daripada mengomeli tingkah laku yang negatif. Penekanan tersebut dapat dilakukan dengan pemberian penguatan yang positif dan kesadaran guru untuk menghindari kesalahan yang dapat mengganggu jalannya proses belajar mengajar. 6). Penanaman Disiplin Diri Tujuan akhir dari pengelolaan kelas adalah anak didik dapat mengembangkan dislipin diri sendiri dan guru sendiri hendaknya menjadi teladan mengendalikan diri dan pelaksanaan tanggung jawab. Jadi, guru harus disiplin dalam segala hal bila ingin anak didiknya ikut berdisiplin dalam segala hal. Agar tujuan pengajaran berhasil, guru tidak hanya cukup berbekal pengetahuan tentang kurikulum, metode mengajar, media pengajaran, dan wawasan tentang materi yang akan disampaikan kepada anak didik. Di samping itu guru harus menguasai kiat manajemen atau pengelolaan kelas. Guru hendaknya dapat menciptakan dan mempertahankan kondisi kelas yang menguntungkan bagi anak didik supaya tumbuh iklim pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan. Sumber: http://www.sekolahdasar.net/2012/09/mengelola-kelas-dengan-profesional.html#ixzz2D9GKPeD1